Benarkah Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kematian Pasien Virus Corona?

Jum'at, 17 Desember 2021 | 17:56 WIB
Benarkah Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kematian Pasien Virus Corona?
Ilustrasi polusi udara, virus corona Covid-19. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paparan polusi udara yang berkepanjangan meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan, mulai dari penyakit pernapasan hingga penyakit kardiovaskular.

Tetapi, sebuah studi baru menunjukkan pasien virus corona Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan sering terpapar polusi udara sebelumnya, berisiko menjalani perawatan medis di ICU dan meninggal dunia.

Temuan yang dilaporkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine menunjukkan bahwa paparan polusi udara berkaitan dengan risiko kematian 11 persen lebih tinggi dan rawat inap di ICU 13 persen lebih tinggi.

Analisis eksplorasi menunjukkan bahwa orang kulit putih mungkin sangat rentan mengalami peningkatan risiko tersebut.

Baca Juga: 7 Arahan WHO Agar Terhindar dari Virus Corona Varian Omicron

Para peneliti mencatat bahwa paparan polusi udara kronis dapat mengubah sistem kekebalan paru. Kondisi ini bisa meningkatkan peradangan sistemik yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)

"Pandemi Covid-19 telah mengangkat peran penting lingkungan terhadap kesenjangan kesehatan. Data ini menunjukkan bahwa paparan polusi udara dalam jangka panjang dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas virus corona Covid-19 yang lebih tinggi di antara pasien rawat inap di rumah sakit," kata Alison Lee , Asisten Profesor Kedokteran dan Pediatri, di Sekolah Kedokteran Icahn di Gunung Sinai dikutip dari The Hans India.

Jadi, kebijakan mengurangi polusi udara harus dianggap sebagai tindakan kesehatan masyarakat yang diperlukan di tengah pandemi virus corona Covid-19. Khususnya, di wilayah yang masyarakatnya rentan terhadap efek polusi udara secara tidak proposional.

Sebuah tim peneliti melakukan analisis retrospektif terhadap lebih dari 6.500 pasien virus corona yang dirawat di tujuh rumah sakit Kota New York di tengah puncak pertama pandemi dari Maret hingga Agustus 2020.

Para peneliti menilai tingkat paparan polusi udara, termasuk partikel, nitrogen dioksida, dan karbon hitam di wilayah tempat tinggal pasien ketika masuk rumah sakit.

Baca Juga: WHO: Omicron Varian Virus Corona Paling Cepat di Berbagai Negara

Kemudian, mereka menilai jumlah pasien yang meninggal dunia, membutuhkan perawatan ICU dan intubasi akibat virus corona.

Menurut Stanley Pierre, Direktur Program Pengembangan Keunggulan Pusat Klinis, mencari tahu efek polusi udara terhadap pasien virus corona tidak hanya membantu mencari perawatan medis yang tepat untuk pasien dalam jangka panjang, tetapi juga mencegah infeksi parah di masa mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI