Jangan Lengah, Pakai Masker dan Jaga Jarak Tetap Harus Dilakukan Saat Pergi ke Pasar

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 16 Desember 2021 | 22:50 WIB
Jangan Lengah, Pakai Masker dan Jaga Jarak Tetap Harus Dilakukan Saat Pergi ke Pasar
Pedagang di pasar tradisional. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penurunan kasus COVID-19 yang terjadi dalam beberapa pekan ke belakang membuat kepatuhan protokol kesehatan berkurang.

Padahal menurut dokter, protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak tetap perlu dilakukan, terutama saat pergi ke ruang publik seperti pasar dan pusat keramaian lainnya.

"Di daerah rural dan dalam kota seperti di pasar, orang-orang sudah abai (pada protokol kesehatan), termasuk tidak memakai masker," catat Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Indonesia, Dr. dr. Astuti Giantini Sp.PK(K), MPH dalam Webinar "Bicara Sehat Spesial Sentra Vaksinasi COVID-19" Yayasan Wings Peduli & RSUI: Menuju New Normal 2022”.

Melakukan protokol kesehatan tetap perlu dilakukan, meski sudah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19. Anjuran tetap menjalankan protokol kesehatan yakni mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitasi dan menghindari makan bersama ini termasuk diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan bepergian pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Cegah Varian Omicron Meluas, Satgas Covid-19 Tegaskan Lagi Pentingnya Protokol Kesehatan

Ilustrasi memakai masker saat PPKM. (PIXABAY/IQBALNURIL)
Ilustrasi memakai masker. (PIXABAY/IQBALNURIL)

"Orang yang sudah divaksin harus tetap lakukan protokol kesehatan agar tidak terinfeksi COVID-19," kata , Kamis.

Hal ini mengingat tidak adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 namun lebih pada penyesuaian PPKM untuk Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Tetapi, sebagian masyarakat mulai abai pada protokol kesehatan.

Astuti menegaskan, penerapan protokol kesehatan termasuk bagi yang mereka yang sudah divaksin maka menjadi hal utama demi mencegah peningkatan jumlah infeksi, terlebih saat ini muncul berbagai varian COVID-19 salah satunya Omicron yang sudah merenggut nyawa pasien di Inggris.

"Yang perlu kita garisbawahi untuk penghujung tahun ini, varian covid Omicron di Inggris sudah ada yang meninggal. Walau sudah divaksinasi kita tetap harus lakukan prokes, yang ditakutkan terjadi peningkatan jumlah infeksi COVID-19," kata dia.

Astuti mencatat, menjelang akhir tahun 2021 yang masih dalam suasana pandemi, sebanyak lebih dari 4,2 juta orang terinfeksi COVID-19 dan 143.000 orang meninggal dunia. Indonesia juga sudah melalui beberapa lonjakan kasus dan varian virus.

Baca Juga: Wabup Richi Aprian Klaim Pemilihan Wali Nagari Berjalan Aman

Sementara untuk cakupan vaksinasi, hingga pertengahan Desember ini sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia sudah menerima vaksin pertama dan 50 persen yang melengkapi dengan vaksin kedua. Pada tahun depan, ada kemungkinkan vaksinasi dilanjutkan dengan vaksin booster.

"RSUI sebagai rumah sakit sentra terapi COVID-19 saat ini terus melakukan vaksinasi sejak Februari lalu sampai sekarang. Mulai minggu ini dari Senin kami sudah melakukan vaksinasi pada anak di atas usia 5 tahun, juga vaksinasi untuk dewasa (tetap dilakukan)," kata Astuti. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI