Merck menguji obat tersebut pada orang dewasa dengan infeksi virus corona Covid-19 ringan hingga sedang yang dianggap lebih berisiko tinggi, karena masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes atau penyakit jantung.
Merck mengatakan bahwa pilnya mengurangi rawat inap dan kematian hingga 30 persen pada orang dewasa yang berisiko tinggi.
FDA mengatakan perusahaan setuju obat itu tidak akan digunakan pada anak-anak. FDA sudah mengizinkan penggunaannya di Inggris, tapi tidak bagi ibu hamil dan menyusui.
Tetapi, FDA masih mempertimbangkan penggunaan pil Covid-19 Merck. Peneliti HIV dari University of North Carolina di Chapel Hill Ronald Swanstrom yang memimpin penelitian molnupiravir dalam sel hamster menemukan bahwa pil Covid-19 itu memang menginduksi mutasi pada DNA.
Melalui sebuah pernyataan, ilmuwan Merck mengatakan bahwa sel hamster terpapar pil Covid-19 lebih lama daripada pasien daripada pasien virus corona dan tidak menemukan tanda-tanda mutagenisitas.
"Kami melihat molekuler ini memiliki risiko mutagenisitas yang sangat rendah," kata Dr. Roy Baynes, kepala petugas medis Merck.
Roy Baynes mengatakan pil Covid-19 ini digunakan selama lima hari untuk membasmi virus dengan cepat dan bukan dalam jangka panjang.
Para ilmuwan telah meminta Merck untuk mempublikasikan temuan lengkap mengenai pil Covid-19 buatannya dari penelitian terhadap hewan pengerat, yang memeriksa risiko mutasi DNA.
Baca Juga: Sinovac Klaim Vaksinnya Efektif Cegah Covid-19 Varian Omicron