Suara.com - Vitamin dan mineral adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil untuk bekerja dengan baik. Tetapi seseorang harus mendapatkan semua manfaat nutrisi yang diutuhkan dari makan makanan yang sehat dan seimbang.
Terlebih lagi, suplemen tertentu mungkin lebih berbahaya dibandingkan mendatangkan manfaat. Itulah penilaian dari analisis selama puluhan tahun yang dilakukan oleh para peneliti di Johns Hopkins Medicine.
Suplemen yang mesti diwaspadai ialah kalsium. Dilansir dari Express UK, setelah menganalisis 10 tahun tes medis pada lebih dari 2.700 orang dalam studi penyakit jantung yang didanai pemerintah federal, para peneliti di Johns Hopkins Medicine dan di tempat lain menyimpulkan bahwa mengonsumsi kalsium dalam bentuk suplemen dapat meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri dan kerusakan jantung. diet tinggi makanan kaya kalsium tampaknya protektif.
“Ketika menggunakan suplemen vitamin dan mineral, terutama suplemen kalsium yang dikonsumsi untuk kesehatan tulang, banyak orang Amerika berpikir bahwa lebih banyak selalu lebih baik,” kata Erin Michos, MD, MHS, direktur asosiasi kardiologi preventif dan profesor kedokteran di the Pusat Pencegahan Penyakit Jantung Ciccarone di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.
Baca Juga: Konsumsi Suplemen Vitamin Memang Penting, tapi Jika Kelebihan Bisa Menyebabkan Diare
“Tetapi penelitian kami menambah bukti bahwa kelebihan kalsium dalam bentuk suplemen dapat membahayakan jantung dan sistem vaskular.”
Para peneliti sedang membangun penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa "suplemen kalsium yang tertelan - terutama pada orang tua - tidak sampai ke kerangka atau sepenuhnya diekskresikan dalam urin.
Sehingga mereka harus terakumulasi di jaringan lunak tubuh. Demikian kata ahli gizi John Anderson, Ph.D., profesor emeritus nutrisi di University of North Carolina di Gillings School of Global Public Health Chapel Hill dan salah satu penulis laporan tersebut.
Para ilmuwan juga mengetahui bahwa seiring bertambahnya usia, plak berbasis kalsium menumpuk di pembuluh darah utama tubuh, aorta dan arteri lainnya, menghambat aliran darah dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Para peneliti melihat informasi rinci dari Studi Multi-Etnis Aterosklerosis, sebuah proyek penelitian jangka panjang yang didanai oleh Institut Jantung, Paru, dan Darah Nasional, yang mencakup lebih dari 6.000 orang yang terlihat di enam universitas riset, termasuk Johns Hopkins.