Apakah Spinal Cord Injury Seperti yang Dialami Laura Anna Dapat Menyebabkan Kematian?

Kamis, 16 Desember 2021 | 09:49 WIB
Apakah Spinal Cord Injury Seperti yang Dialami Laura Anna Dapat Menyebabkan Kematian?
Laura Anna [Instagram/@edlnlaura]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selebgram Edelenyi Laura Anna meninggal dunia, Rabu (15/12/2021). Seperti diketahui, perempuan berusia 21 tahun tersebut sebelumnya menderita spinal cord injury (SCI) atau cedera sumsum tulang belakang akibat kecelakaan.

Kabar kepergian Laura, yang tengah berjuang mendapatkan keadilan atas kasus kecelakaan yang disebabkan oleh mantan pacarnya, Gaga Muhammad, ini tentu mengejutkan banyak pihak.

Kepada para sahabatnya, sebelumnya meninggal, Laura sempat mengeluh sesak napas dan dilarikan ke IGD. Terkait hal tersebut, banyak yang bertanya-tanya mengenai penyebab kepergian perempuan yang juga sempat aktif membuat konten di YouTube tersebut.

Apakah cedera sumsum tulang belakang yang tengah dideritanya bisa menyebabkan kematian? Untuk menjawab banyaknya pertanyaan warganet, Spesialis Orthopedi dr. Asa Ibrahim Zainal Asikin, Sp.OT menjelaskan dalam Twitternya, jika hal tersebut dapat terjadi.

Baca Juga: Datang Melayat, Denny Sumargo Bawa Sepatu Mendiang Laura Anna

"Apakah spinal cord atau sumsum tulang belakang di leher bisa menyebabkan kematian? BISA.

Secara umum dibagi dua, kematian akibat SCI (spinal cord injury) yang early onset, dan late onset atau kematian yang cepat terjadi dan yang lambat terjadi," tulisnya mengawali utas yang ia buat.

Menurutnya, untuk tipe kematian cepat, biasanya disebabkan SCI yang letaknya tinggi, seperti di pangkal atas leher, sehingga selain lumpuh tangan kaki, kondisi ini juga menyebabkan lumpuh otot napas, yang membuat korban tidak bisa bernapas, akhirnya meninggal dengan cepat pada waktu kejadian.

Bukan cuma itu, tipe kematian cepat, dalam beberapa jam juga bisa disebabkan jika terjadi spinal shock, kondisi dimana hilangnya fungsi saraf secara menyeluruh yang tidak hanya menyebabkan kelumpuhan, tapi juga penurunan kekuatan dan denyut jantung. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang menyebabkan kematian.

Sementara untuk tipe kematian lambat atau late onset, beberapa yang paling sering terjadi adalah adanya komplikasi akibat kondisi korban yang mengalami kelumpuhan.

Baca Juga: Penampakan Mobil Laura Anna Pasca Kecelakaan, Ringsek Tak Berbentuk!

"Pasien yang lumpuh tidak bisa berjalan, banyak baring, sehingga terjadi peningkatan risiko infeksi paru-paru atau pneumonia. Pneumonia bisa menyebabkan sesak napas hingga kematian," tulis dia.

Selain itu, infeksi yang menyebabkan kematian juga bisa terjadi di tempat lain, misalnya akibat terlalu lama berbaring, terjadi pressure ulcer atau dekubitus atau luka pada kulit yang terus mengalami penekanan, hingga lukanya terinfeksi dan bisa menyebabkan sepsis atau masuk bakteri ke aliran darah.

Infeksi juga bisa terjadi pada saluran kencing. Di mana, pasien yang mengalami SCI tidak bisa buang air kecil, dan urinnya tertampung di kandung kemih, sehingga ia harus menggunakan kateter untuk mengalirkan urinya keluar.

"Nah, penggunaan kateter urin yang lama ini salah satu penyebab infeksi saluran kencing," tambah dr. Asa.

Untuk itu, lanjut dia, sangatlah penting bagi penderita SCI untuk secara rutin dilakukan mobilisasi, tidak hanya berbaring terus menerus, taoi juga dibantu untuk melakikan gerakan lain, seperti miring kanan, miring kiri, duduk, serta dilatih fisioterapi dengan gerakan-gerakan kaki dan tangan.

Selain itu, menjaga kebersihan kateter dengan baik atau menggantinya secara berkala juga wajib dilakukan.

Sebagai informasi, tulang belakang memiliki fungsi yang sangat penting, salah satunya adalah melindungi sumsum tulang belakang, tempat komponen sistem saraf berada.

"Spinal cord (SC) berisi saraf-saraf yang membawa info dari dan ke otak. Untuk bisa bernapas, menggerakkan tangan atau kaki, merasakan apa yang kita sentuh, bahkan untuk BAB/BAK perlu kondisi SC yg baik. Sehingga jika ada cedera pada SC, ini bisa menyebabkan kelumpuhan, tidak bisa merasa, bahkan tidak bisa bernapas lagi," jelas dr. Asa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI