Awas, 4 Kegiatan Ini Juga Bisa Berisiko Spinal Cord Injury Seperti yang Dialami Laura Anna

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 16 Desember 2021 | 08:45 WIB
Awas, 4 Kegiatan Ini Juga Bisa Berisiko Spinal Cord Injury Seperti yang Dialami Laura Anna
Selain untuk keselamatan, mengemudi menggunakan sabuk pengaman ternyata juga bertujuan untuk mengurangi risiko spinal cord injury alias cedera saraf tulang belakang. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berita duka meninggalnya Edelenyi Laura Anna pada Rabu (16/12/2021), yang mengalami spinal cord injury atau cedera saraf tulang belakang akibat kecelakaan  mengejutkan publik.

Apalagi perempuan berusia 21 tahun tersebut tengah berjuang menuntut keadilan setelah mengalami kecelakaan mobil yang dikendarai mantan kekasihnya, Gaga Muhammad pada 2019.

Akibat kecelakaan tragis tersebut, Laura Anna menderita lumpuh akibat cedera saraf tulang belakang.

Dikutip dari definisi Perhimpunan PERDOSSI, cedera saraf tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung (kecelakaan ataupun jatuh) maupun tidak langsung (infeksi bakteri atau virus) yang dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian.

Baca Juga: Ini Penyebab Spinal Cord Injury Seperti Yang Dialami Laura Anna Sebelum Meninggal Dunia

Lebih lanjut, Ketua Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf (PERSEBSI) DKI Jakarta, Dr dr Wawan Mulyawan, SpBS(K) mencatat bagaimana kegiatan sehari-hari juga dapat menyebabkan masalah cedera saraf tulang belakang.

Untuk itu dr. Wawan sangat mengimbau masyarakat memahami beberapa pencegahan masalah cedera saraf tulang belakang dengan melakukan langkah berikut saat melakukan di antaranya 4 aktivitas atau kegiatan sehari-hari berikut ini.

  1. Pastikan selalu mengemudi mengenakan sabuk pengaman.
  2. Menghindari bahaya jatuh seperti tangga atau lantai kamar mandi yang licin.
  3. Mengenakan alat pelindung selama olahraga, jika dibutuhkan.
  4. Tidak melakukan aktifitas fisik atau olahraga ekstrem seperti mendaki tebing, bersepeda gunung dan lain-lain pada orang lanjut usia terutama pada wanita menopause.

Lebih lanjut  dr. Wawan mengatakan meski kasus Spinal Cord Injury atau cedera saraf tulang belakang jumlahnya tidak sebanyak cedera pada otak, namun diperkirakan ada sekitar 200.000 orang yang menderita cedera saraf tulang belakang di Indonesia.

"Cedera saraf tulang belakang juga bisa menyebabkan cacat permanen jika yang terjadi adalah cedera sumsum tulang belakang komplit atau lengkap," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (16/12/2021).

Namun, lanjut dr. Wawan, jika cedera tidak permanen, dalam arti hanya sebagian saraf sensorik, motorik atau otonom yang rusak alias tidak lengkap, maka masih memungkinkan adanya perbaikan fungsional dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Cara Mengatasi Sesak Napas Akibat Asam Lambung dan Berita Kesehatan Menarik Lainnya

"Tindakan operasi atau obat kortikosteroid yang terlambat dalam hitungan jam atau hari juga dapat menyebabkan cedera yang tadinya incomplete menjadi permanen," imbuhnya.

Price tahun 2003 menyatakan bahwa cedera tulang belakang dapat mengakibatkan terjadinya paralisis, paraplegia, depresi refleks neurologis, edema dan hipoksia jaringan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI