Suara.com - Banyaknya kasus perselingkuhan atau kembali terulangnya perilaku selingkuh membuat masyarakat menjadi percaya dengan stigma "sekali selingkuh akan tetap selingkuh".
Benarkah ungkapan tersebut?
Psikoterapis Tammy Nelson mengatakan bahwa memang ada orang dengan tipe demikian, tetapi ada juga yang hanya melakukan perselingkuhan satu kali saja.
"Orang-orang telah mencoba memasukkan perselingkhan ke dalam kategori, tetapi saya pikir ada berbagai jenis dan kebutuhan serta alasan yang berbeda untuk selingkuh," kelas Nelson, dilansir Insider.
Baca Juga: Pasangan Ketahuan Selingkuh, Wanita Ini Jual Cincin Tunangan untuk Beli Sembako
Menurutnya, faktor tertentu dapat memengaruhi motivasi perselingkuhan, seperti bagaimana perasaan mereka dalam hubungannya dengan pasangan, atau terhadap diri mereka sendiri pada saat tertentu.
Seseorang dapat selingkuh ketika mereka kurang percaya diri, lalu mendapat perhatian dari orang lain sehingga membuat mereka merasa penting dan diinginkan.
"Seorang peselingkuh mungkin juga sedang dendam pada pasangannya," sambung Nelson.
Tetapi keadaan itu tidak konstan dan dapat berubah, jadi gagasan bahwa setiap orang yang berselingkuh pasti akan melakukannya lagi tidak selalu benar, tegas Nelson.
Pada saat yang sama, seseorang yang gemar selingkuh memang ada. Tetapi mereka cenderung melakukannya karena memang kepribadian mereka seperti itu.
Baca Juga: Khawatir Pasangan Selingkuh? Ikuti 4 Cara Membangun Kesetian dalam Hubungan Asmara
"Ada ketidakmampuan untuk berkomitmen pada monogami (menjalin hubungan dengan satu orang), tetapi juga tidak cukup jujur untuk meminta open relationship," imbuh Nelson.
Selain itu, tipe orang-orang seperti itu juga bisa jadi memiliki gangguan keterikatan atau narsisme, yang akan menganggap perselingkuhan bukan masalah besar bagi mereka.
"Kebutuhan mereka akan perhatian dan kekaguman tidak pernah berakhir," kata psikolog klinis Candace V. Love.