Suara.com - Satgas Covid-19 meminta Posko PPKM ditingkat Desa/Kelurahan tetap aktif meskipun mungkin tingkat infeksi virus corona rendah atau sudah tidak ada. Tetapi, pengawasan tetap perlu dilakukan, terutama jelang liburan akhir tahun jika ada lonjakan kasus positif.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen dr. Alexander Ginting, SP.P., menjelaskan bahwa pengurus di posko PPKM tingkat Desa/Kelurahan itu bertanggungjawab untuk mendorong warganya apabila terkonfirmasi positif Covid-19 untuk pindah ke lokasi isolasi terpusat (isoter) milik pemerintah dekat runahnya.
Oleh sebab itu, Alex menyampaikan bahwa tempat isoter di tingkat Desa/Kelurahan jangan ditutup meskipun kasus positif Covid-19 telah tidak ada.
"Sebagaimana arahan Kasatgas Covid-19 Nasional bahwa isoter, meskipun kasusnya rendah ataupun nihil, tidak berarti harus ditutup," tutur Alex dalam diskusi virtual Satgas Covid-19, Selasa (14/12/2021).
Baca Juga: Sisa 13 Pasien Covid-19 di Gunungkidul, 13 dari 18 Kecamatan Nol Kasus
Seperti tempat isoter yang baru dibuka pada Juli lalu di Jakarta, asrama pendidikan juga asrama haji, Alex mengatakan kedua lokasi itu teyap dibuka. Sehingga tim yang sudah dibentuk dan ditempatkan di isoter harus tetap dikoordinasikan dan dikonsolidasikan agar saat tiba-tiba terjadi lonjakan kasus, penanganan medis suah siap.
"Cara ini sebetulnya menjadi ujung tombak. Kita di hulu dengan diaktifkan PPKM posko desa dan kelurahan, maka kita bisa menghambat transmisi di komunitas. Ingat bahwa Delta masih ada di masyarakat meskipun kasusnya memang rendah," pesan Alex.
Apabila masyarakat abai menjalankan protokol kesehatan karena merasa infeksi Covid-19 telah rendah, Alex mengingatkan bahwa sikap itu berisiko mengakubatkan lonjakan kasus. Pada akhirnya, rumah sakit mapun tempat isolasi akan lewalahan.
Alex juga menyampaikan bahwa masyarakat tidak lagi diizinkan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) saat positif Covid-19. Sebab, belajar dari lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada Juli lalu, isoman justru berisiko menularkan virus corona keoada seluruh anggota keluarga di rumah.
Selain itu, pasien Covid-19 cenderung tidak terkontrol. Sehingga, berisiko alami perburukan hingga mengancam nyawa.
Baca Juga: Risiko Covid-19 Lebih Tinggi, Pasien Reumatik Inflamasi Autoimun Perlu Vaksinasi
"Oleh karena itu, bagi mereka yang sakit gejalanya ringan, kita harus dorong ke isoter. Yang mendorong harus posko PPKM desa dan kelurahan. Inilah peran Bapak RT dan RW. Jadi kalau ini bisa dilakukan dengan cepat, maka Rumah Sakit Wisma Atlet tidak akan penuh, termasuk juga rumah sakit di RSUD," ujar Alex.