Suara.com - Pasien dengan komorbid atau penyakit tertentu juga bisa disuntik vaksin Covid-19. Termasuk pengidap pasien autoimun lupus.
Hanya saja, memang ada beberapa hal yang harus lebih diperhatikan. Dokter spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr. Harry Isbagio, Sp.PD. menyampaikan bahwa vaksinasi sangat dibutuhkan pasien autoimun agar terhindar dari gejala parah apabila terinfeksi Covid-19. Juga tidak memperburuk kondisi lupus yang diidapnya.
"Pasien autoimun, dibanding populasi umum, lebih berisiko tertular Covid-19. Risiko terkena kondisi penyakit berat juga meningkat dan mortalitas meningkat," kata Prof. Harry dalam webinar Perhimpunan Reumatologi Indonesia, Selasa (14/12/2021).
Ia menyampaikan, paling tidak ada enam hal yang perlu diketahui pengidap autoimun lupus saat akan vaksinasi Covid-19. Di antaranya:
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun Dimulai, Ini 5 Hal yang Harus Diketahui Orangtua
- Sedapat mungkin dalam kondisi remisi atau tidak sedang kambuh.
- Menggunakan vaksin dengan virus nonaktif yang aman dan efikasi yang baik.
- Risiko terjadi kekambuhan pada autoimun pasca vaksinasi sangat kecil.
- Pasien perlu dimonitor pasca vaksinasi untuk kemungkinan anafilaktik.
- Obat autoimun dapat dilanjutkan sebelum dan sesudah vaksinasi, kecuali untuk kortikosteroid perlu disesuaikan dosisnya.
- Protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 tetap dilakukan walau sudah vaksin.
"Keuntungan melakukan vaksinasi lebih besar daripada risiko terkena Covid-19. Risiko terjadi kambuh pasca vaksinasi juga sangat kecil," ucapnya.
Diakui Prof. Harry, karena sistem imun pada pasien autoimun juga sudah terganggu, kemungkinan antibodi yang terbentuk dari vaksin akan lebih cepat menurun dibandingkan orang normal. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pasien autoimun juga melakukan suntik vaksin hingga dosis ketiga atau booster.
"Kalau normal bisa bertahan 6 bulan. Tapi pada auotimun, karena konsumsi obat, jadi lebih pendek. Mungkin hanya 3 bulan. Ada kemungkinan juga tidak terbentuk semua antibodinya dalam darah. Jadi harus divaksinasi ulang. Kalau memang ada booster, sebaiknya diberikan dengan harapan titer antibodi bisa meningkat lagi," pungkasnya.