Masih Banyak Orangtua Takut Anaknya Disuntik Vaksin Covid-19, Apa Alasannya?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 14 Desember 2021 | 13:39 WIB
Masih Banyak Orangtua Takut Anaknya Disuntik Vaksin Covid-19, Apa Alasannya?
Ilustrasi vaksin (pexels.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 untuk anak mulai dilakukan oleh negara-negara di dunia. Sayangnya, rintangan besar dalam vaksinasi anak adalah keengganan orang tua.

Di Belanda, 43 persen dari hampir 1.800 orang tua yang memiliki anak 5-12 tahun mengatakan mereka tidak akan mengizinkan anak-anak mereka divaksin dan 12 persen mengatakan mereka mungkin akan menolak.

Hasil jajak pendapat di program televisi Een Vandaag itu juga menunjukkan bahwa hanya 30 persen orang tua yang membolehkan anaknya disuntik vaksin.

Sebuah survei di Italia oleh Noto Sondaggi yang hasilnya dirilis pada 5 Desember menemukan bahwa hampir dua pertiga responden mendukung vaksinasi, namun persentasenya anjlok menjadi 40 persen di kalangan orang tua dari anak 5-12 tahun.

Baca Juga: Jurus Anies Ikut Tenangkan Siswa SD yang Ketakutan Disuntik Vaksin: Didekati Lalu Dibisiki

Vaksinasi anak usia 12-17 tahun di SMAN 20 Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (1/7/2021). [Instagram@aniesbaswedan]
Vaksinasi anak usia 12-17 tahun di SMAN 20 Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (1/7/2021). [Instagram@aniesbaswedan]

Kurangnya data tentang efek vaksin pada anak menjadi alasan utama keengganan orang tua, sementara sepertiga berpendapat bahwa anak-anak kemungkinan kecil terinfeksi dan 9 persen mengkhawatirkan efek samping jangka panjang.

Vaksinasi anak di AS berjalan lambat sejak diawali bulan lalu. Dari 28 juta anak Amerika yang memenuhi syarat di kelompok usia itu, sekitar 5 juta di antaranya telah menerima setidaknya satu dosis.

Sejumlah orang tua khawatir dengan laporan tentang peradangan jantung –efek samping vaksin langka yang ditemukan di kalangan pria muda usia dengan tingkat kejadian yang lebih tinggi daripada kelompok usia lainnya.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan mereka belum menemukan efek samping tersebut di antara penerima vaksin berusia 5-11 tahun.

Sebelumnya Pfizer dan BioNTech mengatakan tak ada persoalan serius terkait keamanan vaksin yang ditemukan dalam uji-uji klinis.

Baca Juga: Kemendikbudristek Pastikan Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Bukan Syarat Belajar Tatap Muka

"Data menunjukkan vaksin aman, efektif, dan menunjukkan hasil yang sangat mirip dengan hasil uji pada anak-anak yang lebih tua," kata Dr Luigi Greco, ahli kesehatan anak dan manajer pelatihan regional di serikat dokter anak keluarga Italia, Lombardy.

Sejumlah pemerintah masih membatasi vaksinasi pada anak sambil menunggu lebih banyak data tersedia.

Di Prancis, hanya anak-anak dengan obesitas atau kondisi kesehatan serius yang ditawari vaksin pada tahap awal vaksinasi.

Komisi penasihat vaksinasi Jerman STIKO mengatakan mereka tidak bisa membuat rekomendasi umum tentang vaksinasi anak akibat keterbatasan data.

Mereka merekomendasikan anak-anak usia 5-11 tahun dengan kondisi tertentu untuk diberikan vaksin.

Kapten Vaksin

Beberapa otoritas kesehatan bahkan tidak menunggu tibanya perangkat vaksin khusus anak. Mereka menggunakan vaksin yang tersedia untuk orang dewasa, namun hanya memberikan sepertiga dosis.

Saat ibu kota Austria, Wina, membuka 9.200 tempat pertama untuk vaksinasi anak, semua dosis habis dipesan dalam hitungan hari.

Denmark mengikuti langkah itu pada 28 November dan mengatakan tak ada waktu untuk menyerah pada COVID. Kurang dari dua pekan setelahnya, lebih dari 49.000 anak 6-11 tahun –sekitar 13 persen dari kelompok usia itu– telah menerima dosis pertama mereka.

Saxony, negara bagian di Jerman yang termasuk paling parah terhantam gelombang baru COVID, mulai memvaksinasi anak-anak yang rentan dan berusia di bawah 12 tahun.

Pada Jumat, Franz Knoppe menempuh jarak lebih dari 100 km dari Chemnitz ke Leipzig –kota terpadat di negara bagian itu– dengan dua anaknya yang berusia tujuh dan 11 tahun, untuk menjalani vaksinasi anak.

"Kami sangat senang vaksinasi anak di bawah 12 tahun sekarang tersedia," kata dia kepada Reuters di sebuah rumah sakit.

Mathilda berada di rumah sakit itu juga dengan Erna, puterinya yang berusia enam tahun.

"Vaksinasi dan memberikan perlindungan pada anak itu penting, seperti halnya orang dewasa," kata Mathilda yang tak mau menyebutkan nama belakangnya.

Sementara itu, sejumlah daerah di Italia menggunakan cara kreatif untuk menghibur dan terlibat dengan anak-anak saat mereka divaksin dan memudahkan orang tua mendaftarkan anak-anak mereka.

Di Liguria, otoritas setempat menciptakan kartun pahlawan super bernama Kapten Vaksin yang membawa tas dokter dan mengenakan jas putih dengan huruf "V" besar dicetak di bagian dadanya.

Karakter itu adalah bintang dalam komik yang dibagikan di pusat-pusat kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI