Suara.com - Varian Omicron masih menyebabkan kenaikan kasus COVID-19 di benua Eropa, saat negara-negara bersiap memasuki libur musim dingin Natal dan Tahun Baru 2022.
Sebagian besar negara pun bergegas memberikan vaksinasi COVID-19, terutama kepada kelompok anak-anak yang rentan. Sebab, masih ada orangtua yang enggan memberikan vaksin COVID-19 untuk anaknya.
Strategi pun dikerahkan, seperti Italia yang menggunakan badut dan pesulap ke klinik-klinik, Prancis dan Jerman hanya memvaksinasi anak-anak yang paling rentan, sedangkan Denmark telah menyuntikkan vaksin bahkan sebelum jarum suntik dan vial yang dirancang khusus tiba.
"Vaksinasi harus menjadi sebuah permainan, momen yang menggembirakan ketika anak-anak bisa merasa nyaman," kata Alessio D'Amato, kepala kesehatan Lazio, Italia, saat mengumumkan "Hari Vaksin" bagi anak-anak yang akan digelar 15 Desember.
![Ilustrasi vaksin Covid-19 [Foto: Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/19/67460-ilustrasi-vaksin-covid-19.jpg)
Badan Obat-Obatan Eropa (EMA) bulan lalu menyetujui penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech dosis rendah pada anak usia 5-11 tahun, menyusul persetujuan serupa bagi anak berusia lebih tua pada Mei.
Namun, pengiriman pertama vaksin anak dengan vial berukuran lebih kecil itu belum akan tiba hingga Senin.
Waktu pelaksanaan vaksinasi berbeda-beda, namun kebanyakan negara sedang bersiap untuk memvaksin anak 1-2 dua hari setelah pengiriman pertama tiba.
Belgia mungkin belum memulai vaksinasi anak sampai awal Januari, sementara pihak-pihak terkait di negara itu bersiap untuk merilis panduan pelaksanaannya.
Spanyol akan mulai menginokulasi anak-anak pada 15 Desember. Dengan 90 persen penduduk berusia 12 tahun ke atas telah divaksin penuh, Spanyol menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.
Baca Juga: Apa Jenis Vaksin yang Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun?
Menyuntikkan vaksin pada anak atau remaja –kelompok usia yang berpotensi menulari orang lain yang lebih rentan tertular COVID yang parah– dianggap sebagai langkah sangat penting untuk mengendalikan pandemi. Di Jerman dan Belanda, kelompok anak kini menyumbang sebagian besar kasus.