Suara.com - Orang yang berhenti merokok mungkin akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya, seperti terlihat lebih bugar, sehat dan ada pula yang mengalami kenaikan berat badan.
Sayangnya, banyak orang tidak ingin berhenti merokok karena efek kenaikan berat badan tersebut. Sedangkan, penyebab kenaikan berat badan setelah berhenti merokok ini belum jelas.
Karena, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang tidak makan lebih banyak setelah berhenti merokok.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan hari ini di Nature, para peneliti Weizmann Institute of Science melaporkan bahwa obesitas yang berkembang setelah berhenti merokok pada tikus bisa diatur oleh pengatur berat badan yang dibersihkan oleh mikroba usus mereka.
“Temuan kami menunjukkan bagaimana inang dan mikrobioma bertindak sebagai mitra dalam mengatur berat badan dan metabolisme,” kata Prof Eran Elinav dari Departemen Imunologi Weizmann dikutip dari Times of India.
Senyawa yang mereka temukan bisa menjadi petunjuk untuk metode perawatan medis baru yang membantu mencegah kenaikan berat badan ketika berhenti merokok.

Selain itu, senyawa ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi terapi untuk melawan kenaikan berat badan, bahkan di kalangan orang yang bukan perokok.
Leviel Fluhr, Uria Mor, dan Dr. Hagit Shapiro dari lab Elinav memimpin proyek ini, bersama dengan anggota lab tambahan dan ilmuwan Weizmann lainnya.
Para peneliti menemukan bahwa tikus yang secara teratur terpapar asap rokok tidak mengalami kenaikan berat badan, meskipun mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
Baca Juga: Omicron Menyebar di 60 Negara, Harga Minyak Dunia Tertekan Melemah
Ketika paparan asap berhenti, berat badan tikus bertambah dengan cepat, seperti yang sering terjadi pada manusia setelah berhenti merokok.