Anak Laki-Laki Juga Harus Dapat Pendidikan Seksual dan Reproduksi

Senin, 13 Desember 2021 | 17:23 WIB
Anak Laki-Laki Juga Harus Dapat Pendidikan Seksual dan Reproduksi
Pendidikan Seksual. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendidikan seksual dan reproduksi tidak hanya penting diajarkan kepada anak perempuan. Edukasi serupa juga perlu disampaikan kepada anak laki-laki yang sama rentannya menjadi korban pelecehan seksual seperti halnya anak perempuan.

"Penting, karena kekerasan seksual juga banyak terjadi pada anak laki-laki. Anak laki-laki juga rentan karena mereka kan masih anak-anak, jadi lebih mudah dimanipulasi," kata Kepala seksi kesehatan usia sekolah dan remaja di luar sekolah, dr. Weni Muniarti, MPH., saat ditemui usai acara diskusi bersama Perkumpulan Pamflet Generasi di Jakarta, Senin (13/12/2021).

Pendidikan seksual dan reproduksi sejak dini juga untuk meningkatkan kapasitas anak agar saat dewasa tidak menjadi pelaku pelecehan maupun kekerasan.

"Jadi sama pentingnya, sama kuncinya. Jadi informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi itu harus semua individu, baik laki-laki maupun perempuan," ucapnya.

Baca Juga: Pesona 5 Anak Laki-laki Pedangdut, Ada yang Ikuti Jejak Jadi Artis

Edukasi tersebut bahkan bisa dimulai sejak usia balita, dilakukan secara bertahap dan disampaikan sesuai dengan usia anak. Saat usia balita, anak bisa diajarkan dengan pengenalan terkait nama alat kelaminnya dan disampaikan tidam boleh dilihat oleh orang lain.

Pemahaman perlu makin ditingkatkan seiring bertambahnya usia anak. Menurut Weni, baik orangtua juga sekolah, sama-sama bertanggungjawab dalam memberikan pendidikan terkait seksual dan reproduksi tersebut.

"Perlibatan orangtua itu kunci, tapi intervensi di sekolah juga menjadi salah satu intervensi strategis. Karena masa-masa remaja yang rentan adanya saat usia sekolah," ucapnya.

"Kemudian sebagian besar usia remaja adanya di sekolah, 80 persen remaja ada di sekolah. Sebagian memang tidak bersekolah, tapi ada intervensi lainnya. Yang besar ini (80 persen remaja) nggak boleh kita lepaskan," pungkas Weni.

Baca Juga: Perempuan Masukkan Bantal ke Baju Malah Bikin Nangis, 8 Tahun Aku Menunggu Ya Allah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI