Cegah Varian Omicron Meluas, Australia Percepat Pemberian Vaksin Booster

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 13 Desember 2021 | 15:33 WIB
Cegah Varian Omicron Meluas, Australia Percepat Pemberian Vaksin Booster
Ilustrasi Vaksin booster (dok. Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemberian vaksin booster dilakukan oleh sejumlah negara untuk mencegah meluasnya penularan COVID-19 varian Omicron, termasuk Australia.

Mengutip ANTARA, Australia mengubah peraturan pemberian vaksin booster yang tadinya 6 bulan usai dosis kedua, menjadi 5 bulan.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menyebutkan bahwa waktu jeda yang dipersingkat merupakan upaya melindungi warga dari ancaman varian Omicron.

"Dosis booster, lima bulan atau lebih sesudah dosis kedua, akan memastikan bahwa perlindungan dari vaksin utama bahkan lebih kuat dan lebih tahan lama serta akan membantu mencegah penyebaran virus," kata Hunt melalui email.

Baca Juga: IDAI Akan Buat Petunjuk Teknis Cara Skrining Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 6-11 Tahun

ilustrasi vaksin booster. [Envato]
ilustrasi vaksin booster. [Envato]

"Data dari Israel menunjukkan booster mendukung penurunan tingkat infeksi pada kelompok-kelompok usia rentan, penyakit parah di kalangan usia 40 tahun ke atas dan kematian di kalangan lansia 60 tahun lebih".

Australia akan memakai vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan Moderna dalam program booster.

Australia merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi, dengan sekitar 90 persen orang berusia 16 tahun ke atas sudah menerima vaksin lengkap.

Otoritas pada Sabtu mencatat 1.753 kasus harian COVID-19, naik sekitar tiga persen dalam sepekan terakhir sekaligus jumlah harian tertinggi sejak 29 Oktober.

Varian Omicron Baru Sulit Dideteksi?

Baca Juga: Belum Capai Target, Pemprov Lampung Kejar Vaksinasi Lansia dan Dosis Pertama

Ancaman varian Omicron ditanggapi serius oleh berbagai negara, karena risikonya yang lebih besar. Diyakini, Omicron lebih sulit terdeteksi daripada varian COVID-19 lainnya.

Seperti diketahui virus corona varian Omicron asli memiliki banyak mutasi, yang disebut sudah lebih dari 30 kali mutasi. Namun, kini ilmuwan menemukan versi tambahan keturunan varian Omicron.

Hal inilah yang membuat peneliti mengusulkan adanya pemisahan garis keturunan Omicron yang dikenal B11529.

Disarankan pemisahan dua sub-garis keturunan Omicron. BA.1 untuk versi Omicron yang awalnya diidentifikasi, dan BA.2 untuk versi tambahan yang baru ditemukan.

Pemisahan itu disarankan diterapkan di Cov-Lineage, sistem online yang digunakan untuk mendokumentasikan garis keturunan SARS-CoV-2 dan penyebarannya.

"Ada dua garis keturunan dalam Omicron, BA.1 dan BA.2 yang cukup berbeda secara genetik. Dua garis keturunan ini kemungkinan berprilaku berbeda," ujar Francois Balloux, Direktur University College London Genetics Institute. mengutip Live Science.

Perbedaan utama dari dua garis keturunan Omicron ini, membuat BA.2 kemungkinan lebih sulit dilacak atau dideteksi.

Seperti diketahui BA.1 varian Omicron memiliki kode gen 'deletion' yang disebut 69-70del, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

69-70del yang menyebabkan lonjakan ini tidak membuat tes PCR dinyatakan positif, dan hanya menampilkan kesalahan di tes PCR yang disebut kegagalan target gen S.

Nah, alarm kegagalan target gen S inilah yang ada pada varian Omicron dan varian Alpha, membuat vrius lebih mudah dikenali PCR.

"Keluarnya tanda gen S sangat penting untuk mendapatkan hasil cepat di banyak varian di Afrika Selatan," ujar Sarah Otto, Profesor Biologi Evolusi Univeristy of British Columbia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI