Suara.com - Keringat membantu menyeimbangkan suhu tubuh, yang juga bisa dianggap sebagai pelepasan cairan berbasis garam dari kelenjar keringat.
Keringat ini bisa disebabkan oleh emosional, kondisi medis serius, menopause hingga kehamilan yang menyebabkan perubahan hormonal.
Kelenjar aprokin di dalam tubuh ini terus-menerus mengeluarkan keringat. Saat seseorang mencapai tahap pubertas, terjadi peningkatan hormon yang bisa membuat kelenjar keringat lebih dinamis.
Berkeringat melalui kelenjar apokrin biasanya dimulai sekitar masa pubertas. Tapi, masa pubertas Anda juga tidak berakhir bila tubuh tidak lagi berkeringat. Karena, kondisi ini bisa terjadi akibat masalah kesehatan.
Baca Juga: China Uji Efektivitas Vaksin Sinovac untuk Varian Omicron
Berikut ini dilansir dari Bright Side, berbagai jenis keringat yang bisa membantu Anda memahami penyebab setiap jenis keringat.
1. Keringat asin
Keringat itu memiliki rasa yang normal, seperti air mata. Tapi, bila keringat terasa asin luar biasa hingga perih di mata dan menyengat luka terbuka, ini bisa menjadi tanda tubuh kekurangan natrium.
Salah satu hal penting untuk menjaga kesehatan tubuh adalah hidrasi,. Anda mungkin mengalami dehidrasi ketika Anda kekurangan natrium dalam makanan.
Kemudian, Anda lebih memilih mengonsumsi minuman energi untuk meningkatkan elektrolit yang mengatur kadar natrium dan kalium. Pada akhirnya, langkah ini akan membuat keringat terasa sangat asin.
Baca Juga: Beda dengan Varian Pendahulu, Jangan Abaikan 5 Gejala Varian Omicron Ini!
2. Tidak pernah berkeringat
Tubuh setiap orang memang berbeda, beberapa orang berkeringat lebih banyak dan beberapa lebih sedikit. Tapi, terlalu banyak atau terlalu sedikit berkeringat itu perlu diwaspadai.
Jika Anda hampir tidak berkeringat saat musim panas, itu bisa berarti kelenjar keringat Anda tidak bekerja dengan baik.
Tidak berkeringat ini termasuk kondisi serius yang disebut anhidrosis, yang bisa mempengaruhi seluruh tubuh.
3. Keringat berlebihan
Keringat berlebihan juga merupakan kondisi yang seharusnya tidak diabaikan. eringat berlebihan disebut hiperhidrosis, yang masih bisa terjadi saat cuaca dingin. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita selama menopause.
Kondisi ini bisa berbahaya, bila Anda berkeringat berlebihan sekaligus mengalami penurunan berat badan, berkeringat ketika tidur atau merasakan tekanan di dada ketika berkeringat.
4. Keringat bau
Sebenarnya keringat itu tidak berbau sama sekali. Tapi, bakteri di kulit yang bercampur dengan keringat atau stres itu bisa membuat keringat seseorang berbau.
Ada 2 jenis keringat yang berasal dari kelenjar yang berbeda, yakni keringat yang biasanya tidak berbau dari kelenjar ekrin ketika kepanasan dan keringat yang tidak berbau dari kelenjar apokrin.
5. Keringat hamil
Selama kehamilan, wanita cenderung berkeringat lebih banyak dari biasanya. Hal ini merupakan salah satu gejala awal kehamilan.
Tak hanya itu, bau tubuh Anda ketika hamil juga akan berubah. Tapi, janganlah menyalahkan diri sendiri atau menjadi tidak percaya diri karena ini mungkin disebabkan oleh hidung yang semakin sensitif saat hamil.
Berkeringat ketika hamil ini disebabkan oleh suplai darah tubuh meningkat karena kebutuhan untuk mengangkut lebih banyak oksigen dan nutrisi ke bayi. Minum banyak air, mandi setiap hari, mengenakan pakaian longgar, dan menjauhi makanan pedas adalah solusi untuk mengurangi keringat.