Suara.com - Data terbaru menunjukkan varian Omicron bisa menyebabkan infeksi terobosan atau infeksi pada orang yang sudah vaksinasi penuh, meskipun varian baru virus corona Covid-19 ini hanya menyebabkan gejala ringan.
Sejauh ini, varian Omicron diketahui hanya menyebabkan gejala mirip pilek atau flu. Para ahli mengatakan hal itu bisa membuat varian Omicron lebih sulit dideteksi.
Apalagi, orang-orang mungkin tidak akan melakukan tes Covid-19 bila tidak mengalami gejala utama virus corona Covid-19, seperti batuk, demam dan kehilangan indera penciuman atau perasa.
Selain itu, kasus rawat inap mungkin juga akan meningkat ketika varian baru virus corona ini menyebar, baik pada orang yang sudah vaksinasi maupun belum.
Baca Juga: Serangan Jantung, Wali Kota Bandung Meninggal saat Mau Khutbah Jumat
Tapi dilansir dari The Sun, tingkat kasus infeksi varian Omicron pada orang yang sudah vaksinasi masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 merupakan cara paling efektif untuk melindungi Anda dari virus.
Menurut Studi Zoe Covid, sekitar 83.658 orang mengalami gejala virus corona Covid-19 setiap hari, jumlah ini naik dari minggu lalu yang sekitar 80.483.
Studi ini memperkirakan 25.411 di antaranya adalah orang yang sudah vaksinasi, jumlah ini juga naik 24.926 dibandingkan minggu lalu.
Studi itu menemukan jumlah kasus baru meningkat setiap harinya pada orang yang berusia di bawah 55 tahun, tapi tetap rendah pada mereka yang berusia di atas 55 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa suntikan booster vaksin Covid-19 yang diberikan pada kelompok usia ini bekerja untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap varian Delta, yang masih menjadi strain dominan.
Baca Juga: Kronologis Meninggalnya Wali Kota Bandung Oded M Danial Diduga Akibat Serangan Jantung
Tim Spector, profesor epidemiologi genetik di King's College London dan ilmuwan utama dalam studi Zoe, mengatakan tanda-tanda awal menunjukkan varian Omicron ini bisa menginfeksi orang yang sudah vaksinasi tapi hanya menyebabkan gejala pilek ringan.