Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi baru terkait penyuntikan vaksin dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19.
WHO menyarankan agar orang yang punya gangguan kekebalan, juga kelompok yang menerima dosis awal vaksin Covid-19 berbahan virus tidak aktif, harus disuntik booster.
Banyak negara telah meluncurkan suntikan booster dengan menargetkan kepada orang tua dan pasien dengan masalah kesehatan yang mendasarinya. Tetapi kekhawatiran tentang varian Omicron yang lebih menular telah mendorong sejumlah negara untuk memperluas penggunaan booster ke sebagian besar populasinya.
Meski begitu, WHO menegaskan bahwa penyuntikkan vaksin dosis satu dan dua harus menjadi prioritas. Terutama di negara-negara berkembang yang tingkat vaksinasinya masih rendah.
Baca Juga: Pfizer: Butuh 3 Dosis Vaksin COVID-19 untuk Tingkatkan Keampuhan Tangkal Varian Omicron
Rekomendasi baru dari WHO itu muncul setelah Kelompok Ahli Penasihat Strategis (SAGE) tentang imunisasi mengadakan pertemuan pada Selasa (7/12) untuk mengevaluasi kebutuhan penguat Covid-19.
Ketua SAGE Alejandro Cravioto mengatakan bahwa vaksin memberikan tingkat perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah, setidaknya selama enam bulan. Data memang menunjukkan kalau efektivitas vaksin bisa berkurang pada orang dewasa yang lebih tua juga memiliki komorbid.
"Untuk saat ini kami terus mendukung perlunya pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang bermasalah kesehatan atau orang yang telah menerima vaksin inaktif," kata Cravioto, dikutip dari Channel News Asia.
Beberapa vaksin Covid-19 dengan bahan baku virus tidak aktif merupakan produk buatan China Sinovac Biotech, Sinopharm, dan Bharat Biotech India.
Baca Juga: Sulit Vaksin karena NIK Terpakai Orang Lain? Dirjen Dukcapil: Laporkan ke PeduliLindungi