Suara.com - Beberapa aturan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 ternyata menimbulkan kendala tersendiri bagi penyandang disabilitas.
Meski begitu, adaptasi kebiasaan baru sebenarnya telah juga dilakukan para difabel selama dua tahun pandemi Covid-19 ini.
"Bagi teman-teman disabilitas juga sudah cukup beradaptasi baik dengan adaptasi yang baru ini. Hambatan dalam menerapkan prokes tergantung pada ragam disabilitas dari individu," kata Staf khusus Presiden bidang sosial Angkie Yudistia dalam dialog virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (8/12/2021).
Ia menjabarkan, bagi penyandang disabilitas sensorik atau memiliki keterbatasan dalam panca indera tertentu, seperti tuna netra, rungu, dan atau wicara. Kelompok difabel tersebut biasanya akan kesulitan memahami ucapan orang-orang yang memakai masker.
Baca Juga: Miris, Fasilitas Umum Bagi Penyandang Disabilitas di PPU Masih Minim
Sedangkan, penyandang disabilitas motorik atau tunadaksa yang tidak bisa optimal memakai fungsi organ tubuhnya, cenderung sulit mencuci tangan di temoat umum.
"Karena kran tidak aksesibel, seperti kran putar atau kran injak. Jadi solusinya adalah tentu dengan membawa hand sanitizer," ucap Angkie.
Meski dengan berbagai keterbatasan tersebut, pemanfaatan teknologi dengan ponsel tetap membantu para disabilitas untuk berkomunikasi dengan siapa pun, kata Angkie.
Di sisi lain, menurutnya, dukungan dari keluarga, kerabat, juga lingkungan sekitar juga sangat bermanfaat dan membantu para difabel untuk juga selalu disiplin melakukan protokol kesehatan agar tercegah dari infeksi Covid-19.
"Terlepas dari tantangan yang ada, Saya ingin mengapresiasi kepada seluruh teman-teman disabilitas di Indonesia yang telah taat protokol kesehatan sejak awal pandemi," pungkasnya.
Baca Juga: Viral Parkir di Area Khusus Disabilitas, Anggota DPR Pemilik Mobil Ngaku Ulah Sopirnya