Omicron Sudah Menyebar ke 50 Negara, Ilmuwan Harus Memiliki Data Tambahan Minggu Depan

Rabu, 08 Desember 2021 | 19:56 WIB
Omicron Sudah Menyebar ke 50 Negara, Ilmuwan Harus Memiliki Data Tambahan Minggu Depan
Ilustrasi Covid-19 Virus Corona. [Envato Elements]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky mengatakan pada Selasa (7/12/2021) kemarin bahwa virus corona varian omicron telah ditemukan di 50 negara secara global.

Selain itu, Walensky juga mengatakan bahwa saat ini para ilmuwan sedang berusaha memahami tingkat keparahan omicron, serta mencari tahu bagaimana respons virus terhadap vaksin Covid-19 dan pengobatan yang ada.

"Sementara itu, kami mengantisipasi semua tindakan yang sama setidaknya akan, sebagian, memberikan perlindungan terhadap omicron," kata Walensky dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci menambahkan bahwa para ilmuwan akan memiliki beberapa data mengenai omicron pada pertengahan minggu depan.

Baca Juga: Studi: Pria Lebih Banyak Menyebarkan Virus Corona Covid-19

Data tersebut berisi seberapa baik vaksin Covid-19 yang ada dapat bertahan terhadap varian yang ditemukan di Afrika Selatan ini.

Omicron. (Dok. Envato)
Omicron. (Dok. Envato)

"Kami akan bisa menentikan apakah antibodi yang diinduksi oleh semua vaksin akan kehilangan efektivitasnya terhadap omicron," jelas Fauci, dilansir CNBC.

Selain itu, ilmuwan juga sedang melalukan riset terhadap hewan untuk mengevaluasi perindungan kekebalan serta kemanjuran antivirus, yang digunakan untuk mengobati Covid-19.

Sementara itu, Fauci mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk menentukan tingkat keparahan penyakit. Sementara data yang dirilis pekan lalu dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa omicron mungkin menyebabkan Covid-19 ringan.

"Namun, ini dapat dpangaruhi oleh fakta bahwa banyak dari kelompok khusus ini adalah orang-orang usia muda," tandas Fauci.

Baca Juga: Ilmuwan: Pandemi setelah Virus Corona Covid-19 Bisa Lebih Mematikan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI