Ngeri, 80 Persen Penyebab Kanker Paru Akibat Kebiasaan Merokok!

Rabu, 08 Desember 2021 | 19:04 WIB
Ngeri, 80 Persen Penyebab Kanker Paru Akibat Kebiasaan Merokok!
Ilustrasi kanker paru. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker paru termasuk dari tiga jenis kanker yang kasusnya paling banyak di Indonesia. Data dari Global Burden of Cancer Study pada 2020, terdapat 34.783 kasus kanker paru dengan angka kematian yang meningkat hingga 18 persen dibanding tahun 2018. 

Terdapat dua tipe kanker paru, yakni kanker paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru non-sel kecil (NSCLC).

Indonesia Cancer Care Community (ICCC) mencatat bahwa 10-15 persen kasus kanker paru merupakan tipe SCLC, yang diketahui lebih agresif serta dapat berkembang dan menyebar secara cepat ke bagian tubuh lainnya.

Tipe kanker paru itu erat kaitannya dengan efek samping dari kebiasaan merokok.

Baca Juga: Ribuan Buruh Sudah di-PHK, Kenaikan Cukai Tahun 2022 Diprediksi Makin Memperparah

“Merokok tentunya menjadi faktor risiko terbesar timbulnya kanker paru, yang bertanggung jawab atas lebih dari 80 persen kasus kanker paru di dunia."

"Kandungan berbahaya pada rokok dapat merusak sel paru-paru dan seiring berjalannya waktu bisa berkembang menjadi kanker," jelas Dr. Chin Tan Min, Medical Oncologist di Parkway Cancer Centre, Singapura, dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12/2021).

Dokter Chan menambahkan, kalau perokok pasif juga tetap berisiko terjangkit kanker paru. Paparan infeksi Covid-19 juga dapat meningkatkan risiko bagi pasien kanker paru.

Karena virus corona menyebabkan gangguan pada organ pernapasan, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.

"Perkembangan sel kanker pun dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi virus. Selain itu, perawatan kanker yang tertunda atau terhenti selama masa pandemi juga dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi bagi pasien," ujarnya.

Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok Ideal di Bawah 10 Persen

Penanganan penyakit kanker juga bukan hanya tentang pengobatan fisik. Kondisi penyakit yang dialami pasien bisa saja menerpa kesehatan menyalnya, kata dokter Chan.

Oleh sebab itu, ia mengingatkan saat merawat pasien kanker juga perlu memahami segala kesulitan yang tengah dialami pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI