Suara.com - Ancaman Covid-19 varian Omicron mengungkap fakta baru terkait penularan virus Corona. Jika pada awal kemunculan virus Corona anak-anak disebut memiliki perlindungan ekstra, varian Omicron justru sebaliknya.
Para ahli percaya bahwa anak-anak lebih mungkin berisiko tertular varian Omicron, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan bulan lalu.
Mengutip dari Times Of India, laporan terbaru dari Afrika Selatan menunjukkan, bahwa lebih banyak anak yang dirawat di rumah sakit dengan gejala sedang hingga parah. Peningkatan jumlah pasien anak terjadi setelah Omicron terdeteksi di negara itu.
Menurut Kepala Perawatan Intensif dari rumah sakit Chris Hani Baragwanath, dr. Rudo Mathivha, rumah sakit itu pernah merawat 5 hingga 10 kasus Covid-19 anak-anak sekaligus. Kasus terparah dilaporkan terjadi pada anak berusia 15 tahun yang telah meninggal. Sementara itu, ada satu lagi pasien usia 17 tahun yang masih menjalani perawatan di ICU.
Baca Juga: Satgas Pastikan Tidak Ada Covid-19 Varian Omicron di Bekasi
Meski demikian, pihak rumah sakit tersebut belum bisa memastikan apakah kedua anak tersebut menderita karena varian Omicron atau sebaliknya.
“Kami sekarang melihat mereka datang dengan gejala sedang hingga parah, yang membutuhkan oksigen tambahan dan terapi suportif. Jadi perlu tinggal di rumah sakit selama beberapa hari,” ungkap dr. Rudo.
Dia menegaskan, anak-anak yang tidak memiliki kondisi kesehatan sebelumnya, hanya menderita demam selama dua hari pertama. Setelah itu, dikatakan kondisinya memburuk dalam waktu cepat.
“Dan kami kehilangan pasien itu. Dan ini adalah insiden pertama seorang anak yang tidak memiliki penyakit penyerta, dan tidak ada sebelumnya yang meninggal dari Covid-19 yang saya ketahui,” tambahnya.
Untuk itu, para ahli dan dokter telah mendesak program vaksinasi untuk anak-anak. Sementara di beberapa negara, anak-anak di atas usia 12 tahun perlu memenuhi syarat vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Kemenkes Tegaskan Omicron Belum Masuk Indonesia
Sementara itu, di beberapa negara seperti India misalnya, belum mengizinkan anak di bawah usia 18 tahun untuk divaksinasi.
Dengan mengambil tindakan yang cepat, dr. Rudo percaya hanya vaksinasi lah yang menjadi pencegahan yang tepat guna melindungi dari infeksi Covid-19.
“Saya mengatakan ini bahwa hanya tindakan ini yang bisa mencegah untuk menghentikan penularan Covid-19. Jadi, perlu diterapkan vaksinasi untuk anak-anak,” ungkapnya.
Pemerintah Afrika Selatan dilaporkan telah memperingatkan semua orang tentang meningkatnya jumlah rawat inap, di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Pemerintah mengatakan, peningkatan yang cukup tajam ini menjadi kasus Covid-19 terparah. Selain kelompok semua umur yang terinfeksi, hal ini juga terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.