Suara.com - Meski Covid-19 varian Omicron dari Afrika Selatan itu kini telah menyebar hingga ke 45 negara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga saat ini belum mendeteksi adanya kasus Covid-19 varian omicron di Indonesia.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi menekankan bahwa penyebaran Omicron sangat cepat.
"Jumlah negara yang melaporkan sudah hampir 45 negara, jadi sangat cepat penyebarannya," kata Nadia saat dialog Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN, Selasa (7/12/2021).
Oleh sebab itu, Kemenkes meminta masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran berbagai varian virus corona, termasuk varian delta yang saat ini masih mendominasi di Indonesia.
Baca Juga: COVID-19 Varian Omicron Menyerang, Afrika Selatan Tambah Kapasitas Rumah Sakit
Meski tren kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini masih rendah, Kemenkes mengingatkan bahwa varian Delta juga masih terus bermutasi hingga saat ini. Setidaknya ada 23 varian turunan dari delta yang telah teridentifikasi.
"Artinya, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi, dan deteksi dini adalah keharusan. Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang," ucapnya.
Bagi masyarakat umum yang belum disuntik vaksin dua dosis juga perlu segera melengkapinya. Nadia menyampaikan bahwa vaksinasi tidak hanya mencegah infeksi jadi parah, tapi juga bisa menekan jumlah populasi virus.
"Bila semua sudah divaksinasi, kita akan punya benteng kekebalan yang bisa menjaga kita dari varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru di dalam negeri," kata Nadia.
Sementara itu, Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan bahwa apapun varian virus corona, cara pencegahan terbaik tetap dengan protokol kesehatan.
Baca Juga: Pemerintah Belum Temukan Varian Omicron, Epidemiolog: Perlu Jaga Pintu Masuk Negara!
Termasuk juga pencegahan terhadap varian Omicron yang cara penularannya tidak jauh berbeda dengan varian lain, yaitu melalui droplet dan bisa sebagai airborne (penyakit yang menyebar lewat udara) di tempat tertutup.
"Jadi prokes tetap nomor satu untuk mencegah tertular atau menulari orang lain, dan mencegah terjadinya mutasi baru," kata Windhu.