Suara.com - Para ilmuwan memiliki kekhawatiran tersendiri mengenai virus corona varian omicron. Apabila strain yang ditemukan di Afrika Selatan ini cukup berbeda dari varian aslinya, maka ada kemungkinan vaksin Covid-19 yang ada sekarang tidak seefktif dahulu.
Ahli mikrobiologi Deborah Fuller, yang telah mempelajari vaksin Covid-19 berbasis massenger RNA (mRNA) dan DNA selama lebih dari puluhan tahun, menjelaskan hal ini.
Mengapa vaksin Covid-19 sekarang perlu diperbarui?
Berdasarkan Science Alert, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah virus sudah cukup berubah sehingga antibodi dari vaksin asli tidak lagi mampu mengenali dan emlindung tubuh dari varian baru yang bermutasi.
Baca Juga: 2 Tahun Pandemi COVID-19, Benua Afrika Masih Alami Diskriminasi Terkait Vaksin
SARS-CoV-2 menggunakan protein lonjakan untuk menempel pada reseptor ACE-2 yang berada di permukaan sel manusia, sehingga virus dapat menginfeksi manusia.
Semua vaksin mRNA sekarang (Pfizer dan Moderna) bekerja dengan memberikan instruksi kepada sel di dalam tubuh untuk membuat versi protein lonjakan menyerupai milik virus.
Protein lonjakan ini menginduksi tubuh manusia untuk memproduksi antibodi. Apabila seseorang kemudian terpapar virus corona, antibodi ini akan mengikat protein lonjakan milik virus corona. Sehingga virus akan sulit menginfeksi orang yang tertular.
Sementara itu, varian omicron mengandung pola mutasi baru pada protein lonjakannya. Perubahan ini dapat menganggu kemampuan beberapa antibodi yang diinduksi vaksin untuk mengikat protein.
Apabila itu terjadi, vaksin bisa menjadi kurang efektif dalam mencegah orang terinfeksi dan menularkan varian omicron ke yang lainnya.
Baca Juga: Ikut Tangani Covid-19, Ribuan Relawan di Kota Jogja Diberi Vaksin Dosis Ketiga
Bagimana vaksin Covid-19 mRNA diperbarui?
Untuk memperbarui vaksin mRNA, ilmuwan memerkukan dua bahan, yakni urutan genetik protein lonjakan varian baru dan template DNA yang akan digunakan untuk membangn mRNA.
Kini, yang tersisa adalah template DNA karena para peneliti telah menerbitkan kode genetik protein lonjakan omicron untuk memperbarui vaksin.
"Dalam memperbarui vaksin, para peneliti mencampur template DNA dengan enzim sintetis dan empat blok bangunan molekuler yang membuat mRNA, singkatnya G, A, U dan C. Kemudian enzim membangun salinan mRNA dari template DNA, sebuah proses yang disebut transkripsi," jelas Fuller.
Proses tersebut hanya membutuhkan beberapa menit untuk menghasilkan batch mRNA untuk vaksin baru. Lalu, peneliti menempatkan transkirp mRNA dalam nanopartikel lemak yang melindungi kandungannya.
Berapa lama vaksin baru siap?
Memerlukan tiga hari untuk menghasilkan cetakan DNA yang dibutuhkan untuk membuat vaksin mRNA baru. Kemudian untuk menghasilkan dosis vaksin mRNA yang cukup untuk pengujian di laboratorium membutuhkan waktu sekitar seminggu.
Setelah itu, butuh enam minggu lagi untuk melakukan tes pra-klinis pada sel manusia dalam tabung reaksi. Proses ini untuk memastikan vaksin baru bekerja sebagaimana mestinya.
Jadi, dalam waktu 52 hari, para ilmuwan sudah memiliki vaksin yang diperbarui dan siap dimasukkan ke proses pembuatan untuk uji klinis pada manusia.
"Uji coba itu kemungkinan akan membutuhkan setidaknya beberapa minggu lagi, dengan total sekitar 100 hari untuk mempebarui dan emnguji vaksin baru," tandas Fuller.