PPKM Level 3 Dibatalkan Karena Antibodi Masyarakat Tinggi, Ahli Imunologi Sebut Keliru

Selasa, 07 Desember 2021 | 14:15 WIB
PPKM Level 3 Dibatalkan Karena Antibodi Masyarakat Tinggi, Ahli Imunologi Sebut Keliru
Warga melintas di dekat mural bertema COVID-19 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki antibodi Covid-19 yang tinggi. Faktor itu jadi salah satu penyebab pemerintah membatalkan aturan PPKM level 3 secara nasional selama periode libur natal dan tahun baru (nataru). 

"Hasil sero-survei Kementerian Kesehatan menunjukkan masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19 yang tinggi," kata Luhut dalam keterangannya, Senin (6/12/2021).

Meski begitu, Luhut menekankan bahwa penerapan level PPKM selama nataru tetap diberlakukan, hanya saja mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yang berlaku saat ini, juga dengan berbagai pengetatan.

Sejumlah pekerja berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah pekerja berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Alasan pencabutan PPKM level 3 itu dinilai keliru. Ahli imunologi prof. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI., menjelaskan bahwa antibodi memiliki batas usia. Baik antibodi yang didapat dari vaksin maupun dari infeksi alami.

Baca Juga: PPKM Level 3 Batal, Polda Jabar Bakal Lakukan Ini pada Natal dan Tahun Baru 2022

"Antibodi itu ada umurnya, kalau kita capek, lelah, sistem imun menurun, maka semua berperan," kata dokter Iris saat dihubungi suara.com, Selasa (7/12/2021).

Penyintas Covid-19 juga harus tetap divaksinasi. Karena jumlah antibodi dalam tubuh sangat dipengaruhi dengan gejala yang dialami saat terinfeksi virus corona.

Dokter Iris menjelaskan, bagi yang mengalami gejala ringan, antibodi yang terbentuk rendah. Apabila, gejalanya berat maka antibodi yang terbentuk banyak dan bisa bertahan sampai 3 bulan. Setelah itu akan menurun juga. 

Sementara antibodi dari vaksinasi juga belum dikatakan lengkap karena program booster bagi masyarakat umum belum dilakukan.

"Sebenarnya masih belum lengkap. Karena kalau lengkap itu 3 kali penyuntikan. Jadi bulan depan baru mau ada dosis ketiga sebagai penguat. Sebaiknya tetap saja harus jaga protokol kesehatan," pesan dokter Iris.

Baca Juga: Agar Lebih Efektif Basmi Virus, Begini Tips Pilih Hand Sanitizer yang Tepat

Meski aturan ketat terhadap kedatangan orang dari luar negeri masih diberlakukan, dokter Iris menekankan bahwa pembatasan juga harus diterapkan di dalam negeri. Terutama untuk menghindari paparan virus corona varian omicron. 

"Kita tetap harus antisipasi, tidak bisa dianggap enteng. Jangan pernah kita meremehkan, tapi jangan panik juga," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI