Suara.com - Luka pada tubuh yang menyebabkan berdarah bisa berhenti dengan cepat lantaran terdapat mekanisme pembekuan darah atau disebut juga sebagai koagulasi.
Proses tersebut terjadi secara alami karena kemampuan tubuh untuk menggumpalkan darah di sekitar luka agar tubuh tidak kehilangan terlalu banyak darah.
Proses pembekuan darah itu terjadi akibat peran dari trombosit. Mengutip dari Ruang Guru, berikut mekanisme terjadinya pembekuan darah di dalam tubuh.
Saat tubuh terluka dan berdarah, trombosit akan otomatis pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase.
Baca Juga: Tak Hanya Lezat, Ini 5 Manfaat Keju bagi Kesehatan Tubuh
Trombokinase kemudian akan mengubah senyawa protrombin menjadi trombin dengan bantuan Ca2+ (kalsium) dan vitamin K.
Selanjutnya, trombin akan mengubah protein fibrinogen yang ada di plasma darah menjadi benang-benang fibrin.
Benang-benang fibrin itu yang kemudian akan menyumbat luka, sehingga darah berhenti mengalir.
Tahukah kamu, kalau trombosit juga termasuk dalam komponen penyusun darah?
Selain sel darah merah, darah manusia sebenarnya terdapat tiga komponen lainnya, termasuk trombosit atau keping darah.
Baca Juga: Fungsi Tulang Jari Kaki, Bukan Cuma Penopang Berat Badan
Sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit mengisi sekitar 45 persen komponen di dalam darah. Sementara 55 persen lainnya merupakan plasma darah.
Keping darah atau trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak mempunyai inti sel, serta berukuran lebih kecil dibandingkan sel darah merah maupun putih.
Umur dari trombosit juga hanya 8 hari sebelum akhirnya dirombak di sumsum merah.
Tugas trombosit dalam pembekuan darah sangat diperlukan tubuh. Tujuannya tentu agar tubuh tidak kehilangan banyak darah.
Sebab, fungsi darah sangat banyak manfatnya bagi kedupan manusia. Di antaranya:
1. Transportasi zat (oksigen, karbondioksida, hormon, dan sari-sari makanan).
2. Mempertahankan suhu tubuh dengan mengedarkan panas tubuh secara merata ke seluruh tubuh.
3. Pertahanan tubuh dari serangan patogen.