Jadi Silent Killer karena Tak Bergejala, Begini Cara Deteksi Dini Kanker Hati

Sabtu, 04 Desember 2021 | 16:09 WIB
Jadi Silent Killer karena Tak Bergejala, Begini Cara Deteksi Dini Kanker Hati
Ilustrasi penyakit hati / penyakit liver. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai salah satu penyakit paling mematikan, kanker hati kerap disebut silent killer karena tidak menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya.

Pakar mengatakan kanker hati baru akan bergejala saat sudah stadium lanjut. Satu-satunya cara untuk mencegah kematian karena kanker hati adalah melakukan deteksi dini. Benarkah?

Diungkap Spesialis Gastroentero-Hepatologi, MRCCC Siloam Hospital, Dr. dr. Cosmas Rinaldi Lesmana, bahwa masyarakat perlu memeriksakan diri untuk mencari petunjuk gejala yang umumnya tidak dirasakan oleh pasien.

"Bagi pasien yang memiliki risiko tinggi, pemeriksaan perlu dilakukan secara rutin, misalnya setiap 6 bulan sekali dengan pemeriksaan USG dan cek darah," ujar dr. Rinaldi dalam acara diskusi bersama Roche, Sabtu (4/12/2021).

Baca Juga: Testis Menyusut, Waspadai Gejala Kanker Hati

Tahapan kanker hati. (Shutterstock)
Tahapan kanker hati. (Shutterstock)

Adapun faktor risiko kanker hati meningkat apabila pasien memiliki infeksi kronis hepatitis B atau hepatitis C, diabetes, lupus atau diabetes, ditambah mengonsumsi alkohol dan merokok.

Melakukan pemeriksaan rutin menurut dr. Rinaldi sangat penting untuk deteksi dini kanker hati, dan meningkatkan peluang hidup lebih tinggi.

"Menemukan kanker hati sejak stadium dini, sehingga dapat diobati secara tepat waktu dan efektif untuk meningkatkan harapan hidupnya,” jelas dr. Rinaldi.

Di sisi lain, Spesialis Hemato-Onkologi Medik, MRCCC Siloam Hospitals Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo mengatakan bahwa progres atau risiko perburukan kanker hati sangatlah cepat.

Sehingga menurut dia, sebaiknya setelah kanker hati terdeteksi maka harus segera dilakukan pengobatan yang optimal. Apalagi kini, berbagai macam terapi kanker hati stadium dini dan lanjut sudah tersedia di Indonesia.

Baca Juga: Ketika Maag Tak Juga Sembuh, Dokter Warning Gejala Kanker Hati

"Termasuk yang paling inovatif, yaitu imunoterapi untuk kanker hati yang bekerja dengan cara membangkitkan sistem imun di dalam tubuh pasien sendiri, untuk melawan sel kanker," timpal Prof. Aru.

Sementara itu berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, kanker hati merupakan salah satu dari 4 penyebab kematian akibat kanker terbesar di Indonesia, dengan jumlah kasus mencapai 21.392 orang meninggal.

Karsinoma sel hati atau hepatoseluler karsinoma adalah salah satu jenis kanker hati yang paling umum dengan prognosis atau kemungkinan terjadinya penyakit yang sangat tinggi.

Di dunia, terdapat sekitar 750.000 orang per tahun yang didiagnosis memiliki karsinoma sel hati dan seringnya terdiagnosis ketika sudah memasuki stadium lanjut.

Di Indonesia sendiri, kejadian kanker hati sekitar 13,4 per 100.000 penduduk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI