Suara.com - Kementerian Kesehatan menjawab pertanyaan terkait pemberian vaksin booster alias dosis ketiga vaksin COVID-19 untuk lansia.
Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tirmizi mengatakan saat ini, kebijakan vaksinasi booster atau dosis ketiga untuk orang lanjut usia sedang dalam tahap pematangan.
"Apakah lansia akan kita mulai vaksinasi di Januari? Ini sedang kita matangkan untuk kebijakannya, mengingat baru 51 persen lansia yang mendapat vaksinasi dosis pertama, sementara dosis kedua baru 30 persen," kata Nadia dalam Dialog Produktif Jumat KPC PEN, mengutip ANTARA.
Lansia menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk mendapatkan vaksinasi booster karena dua dosis vaksin kurang mampu meningkatkan imunitas mereka yang telah menurun terhadap COVID-19.
Baca Juga: Vaksin Dosis Ketiga di Bali Dimulai 2022, Tak Semua Gratis, Harga Dibawah Rp 300 Ribu
Selain lansia, tenaga kesehatan dan orang dengan permasalahan kekebalan tubuh juga menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksinasi booster.
"Tapi yang harus diingat, vaksinasi booster akan lebih baik kalau dimulai pada saat vaksinasi lengkap dosis satu dan dua sudah didapatkan oleh minimal 60 persen dari sasaran," kata Nadia.
Berdasarkan data terakhir, baru 95,47 juta masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap. Nilai ini sekitar 45,84 persen dari target masyarakat yang akan divaksin sebanyak 208,26 juta.
Menurutnya lansia dan orang-orang rentan lain memerlukan vaksinasi booster karena efikasi vaksin dosis pertama dan kedua akan menurun seiring berjalannya waktu. Apalagi ketika vaksin tersebut disuntikkan kepada lansia yang daya tahan tubuhnya biasanya lebih rendah dari orang-orang yang berusia lebih muda.
"Penurunannya bukan berarti nol. Artinya proteksi itu tetap ada, ditambah kekebalan kelompok yang sudah dibangun ini menjadi satu kombinasi intervensi penanganan pandemi yang baik," katanya.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik, Pemda DI Yogyakarta Berencana Lakukan Penyekatan di Perbatasan Jateng
Vaksinasi pun menjadi salah satu kunci agar Indonesia bisa bertahan menghadapi ketidakpastian akibat COVID-19 di tahun 2022 yang akan datang.
"Perlu kerja sama dari masyarakat karena kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3 M, 3 T, dan percepatan vaksinasi menjadi kunci dalam penanganan pandemi untuk menghadapi berbagai macam hal yang tidak pasti di 2022," ucapnya.