Waspada! Penyakit Rematik Kronis Mengancam Penyintas yang Sembuh dari Covid-19

Sabtu, 04 Desember 2021 | 10:12 WIB
Waspada! Penyakit Rematik Kronis Mengancam Penyintas yang Sembuh dari Covid-19
Ilustrasi rematik usai sembuh dari Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru menemukan jika rematik jadi salah satu dampak usai sembuh dari Covid-19. Jika tidak segera ditangani, rematik pasca sembuh Covid-19 bisa berubah menjadi penyakit rematik kronis seperti rematik autoimun.

Penyakit rematik adalah setiap gangguan yang melibatkan sistem organ muskuloskeletal meliputi sendi, otot, tulang, dan struktur jaringan ikat, dan autoimun.

Dijelaskan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi, Dr. dr. Rudy Hidayat, Sp.PD-KR, bahwa infeksi Covid-19 menyebabkan gangguan sistem pernapasan, setelah sembuh 50 persen pasien Covid-19 alami muskuloskeletal.

"Pasien masih memiliki beberapa gejala gangguan muskuloskeletal yang menetap dalam jangka waktu yang cukup lama hingga 6 hingga bulan setelah infeksi," tutur Dr. Rudy, melalui keterangannya RSPI, Jumat (3/12/2021).

Baca Juga: Jurnal Melaporkan Muncul Penyakit Rematik Setelah Sembuh dari Covid-19

Ilustrasi kesemutan, pegal, nyeri pergelangan tangan, rematik. (Shutterstock)
Ilustrasi kesemutan, pegal, nyeri pergelangan tangan, rematik. (Shutterstock)

Lantaran terjadi usai sembub dari Covid-19, maka kondisi ini jiga disebut dengan Pas Covid-19 Syndrome, yang jerap menganggu sistem paru dan jantung.

"Beberapa gejala gangguan muskuloskeletal yang dilaporkan antara lain kelemahan lengan atau tungkai, nyeri otot, nyeri sendi, kekakuan, bengkak dan kesemutan, juga keluhan fatique atau kelelahan," ungkap dr.Rudy.

Pasien-pasien yang mengalami keluhan-keluhan yang menetap ini bukan hanya pasien yang sebelumnya dengan infeksi Covid-19 sedang atau berat, tetapi juga pasien dengan infeksi yang ringan.

Di siai lain, para dokter ditantang untuk dapat mengenali kondisi ini dan membedakan dengan kondisi kronis lain, termasuk rematik autoimun yang memerlukan terapi jangka panjang.

"Terapi pada kondisi post covid ini lebih bersifat simtomatik dan rehabilitatif, baik dengan obat-obatan maupun dengan modalitas terapi fisik atau latihan," pungkad dr. Rudy.

Baca Juga: Studi: Meski Sembuh, Penyintas Covid-19 Gejala Parah Masih Berisiko Meninggal Dunia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI