Studi: Virus Corona Varian Omicron Punya Risiko Infeksi Ulang 2,4 kali Lebih Tinggi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 03 Desember 2021 | 18:15 WIB
Studi: Virus Corona Varian Omicron Punya Risiko Infeksi Ulang 2,4 kali Lebih Tinggi
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus Corona varian Omicron memiliki kemampuan 'substansial' untuk menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya. Hal itu terungkap dalam studi dunia nyata pertama pada varian baru telah menyarankan.

Penelitian baru mengklaim bahwa temuan itu dapat memicu gelombang besar infeksi baru. Bahkan pada populasi yang memiliki tingkat antibodi yang tinggi.

Meski demikian, harus dilihat seberapa besar perlindungan yang ditawarkan vaksin yang ada terhadap Omicron, kata para ilmuwan dalam makalah tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Dilansir dari Metro UK, peneliti mengutarakan pertanyaan apakah Omicron juga mampu menghindari kekebalan yang diinduksi vaksin dan implikasi potensial dari berkurangnya kekebalan terhadap infeksi pada perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian.'

Baca Juga: Awal Tahun 2022, Novavax Siap Bikin Vaksin COVID-19 Varian Omicron

Varian baru COVID-19, Omicron. (BBC Indonesia)
Varian baru COVID-19, Omicron. (BBC Indonesia)

Itu terjadi setelah hampir 2,8 juta kasus yang dikonfirmasi di seluruh Afrika Selatan diperiksa, mulai dari Maret 2020.

Temuan menunjukkan risiko infeksi ulang lebih rendah pada gelombang Beta dan Delta daripada pada jenis virus pertama, yang diperkirakan berasal dari Wuhan, Cina.

Tetapi risiko infeksi ulang 2,4 kali lebih tinggi dengan Omicron jika dibandingkan dengan gelombang pertama, tulis para peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan.

"Kami menemukan bukti peningkatan substansial dan berkelanjutan dalam risiko infeksi ulang yang secara temporal konsisten dengan waktu munculnya varian Omicron di Afrika Selatan, menunjukkan bahwa keunggulan seleksi setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuan. untuk menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi," kata mereka.

Namun, studi baru muncul setelah dokter Afrika Selatan yang menemukan Omicron mengungkapkan pasien mengalami gejala 'sangat ringan' di negaranya.

Baca Juga: Makin Dekat, Singapura Laporkan Dua Kasus Covid-19 Varian Omicron

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI