Suara.com - Kementerian Kesehatan menyebut risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) meningkat di sejumlah daerah di Indonesia. Penyebabnya, capaian imunisasi rutin yang menurun di masa pandemi COVID-19.
"Potensi adanya kejadian luar biasa di tengah pandemi COVID-19 seperti yang pernah disampaikan Dirjen P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) bahwa cakupan imunisasi rutin kita mengalami penurunan terutama sejak terjadinya pandemi COVID-19, sehingga anak-anak menjadi rentan terkena penyakit yang harusnya bisa dicegah dengan imunisasi," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
Dia menyatakan saat ini data per Oktober 2021, pihaknya mencatat baru 31,5 persen dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia yang telah mencapai target imunisasi dasar lengkap.
"Dan beberapa wilayah sudah melaporkan kejadian baik itu sifatnya sporadik ataupun sudah masuk dalam kategori kejadian luar biasa," ujar dia.
![Ilustrasi bakteri corynebacterium diphtheriae penyebab difteri. [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/12/11/23309-bakteri-corynebacterium-diphtheriae-difteri.jpg)
Nadia meminta masyarakat segera hubungi Puskesmas setempat jika menemukan anak dengan lumpuh layuh akut, demam disertai bintik-bintik merah atau nyeri tenggorokan, untuk mendapatkan penanganan segera
Bersamaan, ia juga mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk dapat memberikan perhatian juga pada cakupan imunisasi anak-anak di wilayahnya.
“Upaya untuk melengkapi cakupan imunisasi rutin perlu dilakukan terutama di saat pandemi COVID-19 dapat kita kendalikan seperti saat ini,” ujarnya.
Kemudian, Nadia mengimbau masyarakat untuk bijak menyikapi relaksasi berbagai kegiatan, serta selektif memilih kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan.
“Kita semua bisa berkontribusi dalam penanganan COVID-19. Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19,” demikian Nadia. [ANTARA]
Baca Juga: Capaian Imunisasi Rutin Turun, Baru Capai 54,8 Persen