Suara.com - Setelah beberapa negara Asia, Inggris, Kanada hingga Perancis melaporkan, kasus pertama varian Omicron, kini kasus pertama varian Omicron ditemukan di Amerika Serikat.
Varian ini dibawa oleh seorang pendatang ke California yang baru saja tiba dari Afrika Selatan pada 22 November 2021 lalu. Ia kemudian dinyatakan positif Covid-19 pada 29 November.
Hal ini disampaikan langsung Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci pada Rabu (1/12/2021).
Beruntung orang yang sudah kontak erat dengan pendatang tersebut, tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19.
Baca Juga: Menanti Aturan Soal PPKM Level 3 Selama Nataru di Lombok Tengah
Fauci mengatakan, pendatang tersebut sudah divaksinasi lengkap, dan hanya mengalami gejala Covid-19 ringan. Namun orang tersebut belum menerima suntikan vaksin booster.
Pendatang tersebut dinyatakan terinfeksi varian Omicron, setelah para ilmuwan University of California, San Francisco menganalisis sampel tersebut, dan hasilnya laboratorium CDC mengkonfirmasi termuan tersebut.
"Kami tahu bahwa ini hanya masalah waktu, sebelum kasus pertama Omicron terdeteksi di Amerika Serikat," terang Fauci, mengutip Live Science.
Perlu diketahui, para ilmuwan Afrika Selatan pertama kali melaporkan varian Omicron ke WHO pada 24 November 2021 lalu.
Hasilnya pada 26 November, WHO secara resmi memasukan varian tersebut dalam varian of concern (VoC) alias varian yang jadi perhatian, dan dinamai varian Omicron.
Baca Juga: Jelang Pemungkas 2021, Ini Laporan Performa Penjualan Toyota dan Hyundai
Sejak saat itu beberapa negara telah melaporkan temuan varian Omicron seperti Kanada, Australia, Perancis, Inggris dan lain sebagainya.