Suara.com - Kadar gula setiap orang bisa naik turun, tergantung dari aktivitas maupun makanan yang dikonsumsi. Kondisi tersebut wajar, jika kadar gula darah masih dalam batas normal.
Batas normal gula darah juga sangat tergantung dari waku pemeriksaan.
Dikutip dari Alodokter, jika tes dilakukan sebelum makan atau setelah puasa 8 jam atau lebih, maka kadar normal gula darah antara 70–100 mg/dL.
Sementara gula darah normal sebelum tidur atau 2 jam setelah makan, yakni kurang dari 140 mg/dL. Dan pemeriksaan gula darah mendadak harus kurang dari 200 mg/dL.
Baca Juga: 4 Minuman yang Dipercaya Baik untuk Dikonsumsi Pasien Diabetes
Jika kadar gula darah kurang atau lebih dari batasan normal di atas, bisa jadi seseorang sakit diabetes.
Pada orang yang tidak sakit diabetes, fluktuasi kadar gula darah biasanya tidak terlalu tinggi. Karena jumlah gula dalam darah diatur dengan hati-hati melalui proses alami tubuh dan sekresi insulin.
Sementara, pada orang yang diabetes, produksi insulin dalam tubuh tidak mencukupi atau bahkan tidak ada sama sekali. Sehingga gula darah tidak dapat diproses secara alami. Akibatnya, gula darah bisa naik maupun turun di luar kadar normal.
Fluktuasi gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, kebingungan, mulut kering, sakit kepala, dan penglihatan kabur.
Dikutip dari Asiaone, ada 10 hal yang bisa menyebabkan kadar gula darah jadi cepat naik maupun turun.
Baca Juga: Mengerikan, Seperempat Populasi Masyarakat di Wilayah Menderita Diabetes
1. Diet dan asupan cairan
Bukan hanya gula pasir, permen, maupun puding manis yang bisa membuat kadar gula darah melonjak. Beberapa buah tertentu juga bisa menyebabkan gula darah yang sangat tinggi.
Buah kering terutama menjadi sumber gula yang padat. Menjaga pola makan dan berat badan yang sehat penting dilakukan karena menjadi salah satu yang paling signifikan untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Dehidrasi juga dapat menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi, menyebabkan rasa haus yang ekstrem, dan dalam jangka panjang, menyebabkan masalah serius pada pembuluh darah kecil di tubuh.
2. Pemanis buatan
Minuman ringan diet bebas gula sebenarnya memiliki efek negatif pada sensitivitas insulin dan kontrol gula darah. Pemanis buatan dapat ditemukan di semua jenis makanan dan minuman, tetapi paling sering ditemukan dalam minuman ringan dan yoghurt.
Makanan manis apa pun yang diklaim 'bebas gula' atau 'produk diet' kemungkinan besar mengandung pemanis buatan.
Meskipun pemanis buatan tidak memiliki efek penambah gula darah secara langsung, tapi mengonsumsinya terlalu sering bisa memengaruhi cara tubuh memetabolisme glukosa.
3. Hormon
Pada beberapa orang, kadar glukosa darah bisa sangat naik turun saat periode menstruasi. Hal itu dipengaruhi karena hormon. Pengidap diabetes disarankan harus memperhatikan faktor tersebut dan menyesuaikan pengobatannya.
Kehamilan juga bisa mengakibatkan gula darah berfluktuasi. Gula darah meningkat selama masa kehamilan disebut juga diabetes gestasional, perlu dipantau dan dikelola dengan sangat ketat untuk mencegah komplikasi apa pun.
4. Kurang tidur
Pola tidur yang tidak stabil dapat berpengaruh pada kadar gula darah. Tubuh manusia secara alami mencoba dan mengatur gula darah dengan pelepasan insulin sesuai dengan pola alami bangun dan tidur.
Pengidap diabetes yang sering bekerja dengan pola shift berbeda-beda, termasuk jam malam, mungkin merasa sulit untuk melakukan rutinitas yang sehat untuk mengontrol gula darah. Akibatnya kontrol gula darah juga terganggu.
5. Terlalu banyak konsumsi kafein
Kafein telah lama menjadi faktor kontroversial dalam diskusi tentang kontrol glukosa darah. Ada beberapa saran bahwa minuman berkafein memiliki beberapa kualitas pelindung.
Namun, studi kualitas tinggi terbaru juga menemukan bahwa ada dampak negatif dari kafein terkait manajemen gula darah tersebut.
6. Stres
Bukan hanya stres akut, tetapi kondisi kesehatan mental jangka panjang, kecemasan, dan depresi bisa berdampak pada cara tubuh mengatur insulin dan gula darah.
Dampak itu kemungkinan besar jadi lebih serius pada penderita diabetes. Stres yang meningkat akan membuat tubuh dalam keadaan 'melawan atau lari'. Akibatnya membuat sistem saraf siap untuk memberi tubuh lebih banyak glukosa.