Rawan KLB, IDAI Sebut Pandemi Covid-19 Bikin Cakupan Imunisasi Dasar Turun

Senin, 29 November 2021 | 16:24 WIB
Rawan KLB, IDAI Sebut Pandemi Covid-19 Bikin Cakupan Imunisasi Dasar Turun
Ilustrasi imunisasi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menemukan tren penurunan imunisasi dasar selama pandemi Covid-19. Bahkan cakupan imunisasi hingga paruh waktu 2021 saat ini kurang dari 60 persen secara nasional.

Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yunarso menyampaikan, penurunan itu berisiko menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) pada anak terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.

"Kita tahu bahwa cakupan imunisasi di bawah 60 persen saja itu sudah bisa membuat penyakit-penyakit itu bermunculan kembali. Jadi gak usah nunggu sampai 0 persen, menurun di bawah 60 persen saja penyakit-penyakit yang tadinya terkendali bisa bermunculan kembali," kata dokter Piprim dalam webinar IDAI, Senin (29/11/2021).

Ia menambahkan, dalam satu bulan terakhir terdapat laporan peningkatan kasus baru penyakit difteri, campak, juga rubella. Padahal ketiga penyakit itu sudah bisa dicegah dengan vaksin.

Baca Juga: Manfaat KUR, Pacu UMKM di Masa Pandemi Covid-19

Di sisi lain, masih banyak tenaga kesehatan yang bukan dokter anak di fasilitas layanan kesehatan untuk imunisasi dasar yang takut memberikan imunisasi kejar kepada anak-anak yang terlambat atau memang belum imunisasi.

"Ini banyak sekali kejadian anak-anak yang terlambat imunisasi, begitu datang ke puskesmas justru ditolak," ungkas dokter Piprim.

Mengatasi persoalan tersebut, IDAI meluncurkan program Little Ku, yakni suatu ajakan kepada orangtua agar segera melengkapi imunisasi anaknya yang terlambat.

Program tersebut juga sengaja diluncurkan karena kebanyakan siswa kini telah mulai menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Dokter Piprim mengatakan bahwa bukan hanya vaksinasi Covid-19 yang penting diberikan, tapu imunisasi dasar rutin kepada anak juga harus tetao berjalan agar anak tetap terjaga imunitasnya

Baca Juga: Apa Sumbangsih Mahasiswa Farmasi di Tengah Pandemi Covid-19?

"Kegiatan ini terdiri dari beberapa, pertama pendataan peningkatan kasus PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) di provinsi masing-masing mulai bulan Oktober sampai November.
Kemudian juga kita mengumpulkan angka cakupan imunisasi di provinsi masing-masing selama Oktober-November," katanya.

Ia berharap, data kasus PD3I di setiap provinsi bisa dilaporkan secara berkala per minggu mulai Desember nanti. Selain itu juga, angka cakuoan vaksinasi per provinsi harus turut dilaporkan secara rutin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI