Jadi Ancaman Baru, Simak 8 Fakta Virus Corona Varian Omicron Versi WHO

Senin, 29 November 2021 | 12:18 WIB
Jadi Ancaman Baru, Simak 8 Fakta Virus Corona Varian Omicron Versi WHO
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Covid-19 varian Omicron yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan terus menjadi perbincangan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan kepada negara-negara untuk lakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi lonjakan pandemi lebih parah.

Pada Jumat (26/11), WHO menetapkan varian Omicron sebagai cariant of concern, atas saran dari Kelompok Penasihat Teknis WHO untuk Evolusi Virus (TAG-VE).

Keputusan itu didasarkan pada bukti yang diberikan kepada TAG-VE bahwa Omicron memiliki beberapa mutasi yang kemungkinan memiliki sifat berbeda daripada varian lain.

Para peneliti di Afrika Selatan juga dari seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami banyak aspek tentang Omicron

Baca Juga: Wanti-wanti Pemerintah soal Varian Baru Omicron, Cak Imin: Jangan Anggap Enteng!

Dikutip dari situs resminya, WHO meringkas sejumlah fakta penting terkait varian Omicron berikut ini:

1. Cara penularan
Diakui WHO, belum jelas apakah Omicron lebih menular dibandingkan varian lain, termasuk Delta. Akan tetapi, jumlah orang yang dites positif di Afrika Selatan memang telah meningkat.

Tetapi studi epidemiologi masih dilakukan untuk memastikan lonjakan tersebut diakibatkan Omicron atau faktor lainnya.

2. Tingkat keparahan penyakit
Hak ini juga masih belum bisa dipastikan dengan jelas apakah infeksi Covid-19 akibat varian omicron menyebabkan penyakit dengan gejala lebih parah.

Data awal baru menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi itu mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.

Baca Juga: Kedatangan Wisman Diperketat, Gubernur Bali Wayan Koster Minta Masyarakat Sabar

Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi pada kelompok usia yang lebih muda sehingga gejala cenderung lebih ringan.

Menurut WHO, memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.

3. Risiko terinfeksi ulang
Bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang akibat Omicron.

Artinya, orang yang sebelumnya pernah positif Covid-19 dapat lebih mudah terinfeksi kembali dengan Omicron dibandingkan dengan varian lain yang menjadi perhatian. Akan tetapi, informasi terkait kasus seperti itu masih terbatas.

4. Efektivitas vaksin
WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian omicron terhadap cara kerja vaksin. WHO menekankan bahwa vaksin tetap penting untuk mengurangi kasus infeksi dengan penyakit parah dan mencegah kematian.

5. Efektivitas tes saat ini
Tes PCR yang digunakan di banyak negara masih bisa mendeteksi infeksi, termasuk yang disebabkan varian Omicron. Studi juga masih berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes antigen cepat.

6. Efektivitas pengobatan saat ini
Terapi kortikosteroid dan IL6 Receptor Blocker masih efektif untuk menangani pasien dengan infeksi Covid-19 yang parah. Sedangkan metode perawatan lain masih dinilai untuk melihat apakah tetap efektif, mengingat terjadi perubahan pada protein bagian virus dalam varian Omicron.

7. Tindakan yang disarankan untuk negara
Karena Omicron telah ditetapkan sebagai Variant of Concern, ada beberapa tindakan yang direkomendasikan WHO untuk dilakukan oleh negara-negara. Di antaranya, meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus.

Berbagi urutan genom pada database yang tersedia untuk umum seperti GISAID, melaporkan kasus atau klaster awal ke WHO.

Selanjutnya melakukan investigasi lapangan dan penilaian laboratorium untuk lebih memahami jika Omicron memiliki karakteristik penularan atau penyakit yang berbeda atau berdampak pada efektivitas vaksin, terapi, diagnostik maupun kesehatan masyarakat dan tindakan sosial.

8. Tindakan pencegahan individu
Langkah paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 adalah dengan menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain.

memakai masker yang menutupi sepenuhnya area hidung dan mulut serta dagu, buka jendela untuk meningkatkan ventilasi, hindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai, menjaga tangan tetap bersih, lakukan etika batuk, dan melakukan vaksinasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI