Suara.com - Pandemi Covid-19 telah berdampak ke hampir segala sektor kehidupan. Tapi, di sisi lain, pandemi Covid-19 justru menghasilkan lompatan invoasi, khususnya di bidang kesehatan.
Hal itu terlihat dari inovasi yang berhasil dibuat oleh sejumlah peserta di Ajang kompetisi inovasi bidang kesehatan, Indonesia Healthcare Innovation Awards (IHIA) V Tahun 2021.
Adapun beberapa yang mendapatkan penghargaan antara lain, Inovasi Bimasakti (Bersama Kita Cegah Stunting dengan Komitmen Terintegrasi) dari Puskesmas Kebayoran Baru, Inovasi JAKFIR (Jakarta Ambulance dan First Responder) dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga sebagai solusi masalah kesehatan di daerah terisolir dari Provinsi Jawa Timur.
Ketua Umum IndoHCF, Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS menyampaikan apresiasinya kepada seluruh stakeholder bidang kesehatan yang berusaha terus menciptakan berbagai inovasi selama Pandemi Covid-19. Sebelumnya, Supriyantoro sempat berpikir bahwa jumlah inovasi yang lahir selama pandemi Covid-19 akan sangat sedikit akibat terbatasnya ruang dan waktu selama pemberlakuan kebijakan Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga: Omicron Merebak, Satgas Keluarkan SE No.23 tentang Protokol Perjalanan Internasional
“Ternyata perkiraan saya salah. Sebaliknya, selama pandemi sangat banyak inovasi-inovasi di bidang kesehatan yang berhasil ditelurkan anak-anak bangsa. Ini menjadi bukti bahwa orang-orang Indonesia tidak kalah kreatif dan inovatif dengan negara lain. Indonesia bisa menciptakan inovasinya sendiri,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (27/11).
Supriyantoro berharap inovasi yang lahir dari IHIA V-2021 dapat dikembangkan dan selanjutnya mampu membangun ekosistem kesehatan yang baik, yang mampu meningkatkan kinerja, efisiensi dan efektifitas dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Jangka panjangnya, inovasi yang berhasil diciptakan ini mampu mengurangi ketergantungan Indonesia akan alat-alat kesehatan impor dari negara lain.
“Di Era Society 5.0 ini, segala aspek kehidupan kita berkaitan erat dengan teknologi. Karenanya, sejalan dengan situasi dan kondisi itu, maka bidang pelayanan kesehatan pun harus mengikuti perkembangan tersebut. Semua komponen perlu berbenah dengan memaksimalkan teknologi IT guna mencapai efektifitas dan efisiensi sumber daya,” imbuhnya.
Salah satu peraih Platinum Award Kategori SPGDT dengan Inovasi JAKFIR (Jakarta Ambulance dan First Responder) dokter Winarto, MARS mengatakan bahwa inovasi besutan Dinas Kesehatan DKI Jakarta tersebut ditujukan untuk memberi kemudahan akses kegawatdaruratan dan penanganan respon kegawatdaruratan sedini mungkin dengan pemberdayaan masyarakat. Harapannya, kata dia, inovasi ini dapat mempercepat respon time penanganan kegawatdaruratan, mengurangi angka kematian dan angka kecacatan.
“Semoga inovasi kami bermanfaat dan berguna untuk masyarakat luas serta menginspirasi daerah lain untuk meciptakan inovasi tersebut atau bahkan mereplikasinya,” imbuhnya.
Baca Juga: Masa Karantina Kedatangan Pelaku Perjalanan Luar Negeri Diperpanjang Hingga 7 Hari