Semenrara itu, data terbaru pada 2021 di Amerika menunjukkan bahwa dampak pandemi terhadap kesehatan mental remaja memang signifikan. Sekitar 70 persen remaja perempuan mengalami kecemasa, 31 persen lainnya mengalami depresi, 24 persen mengalami gangguan tidur, dan 14 persen mengurung diri juga menghindari berinteraksi dengan anggota keluarga.
Dokter Eva menyampaikan, angka kejadian gangguan mental pada anak laki-laki memang lebih sedikit. Tetapi sebenarnya mereka juga mengalami hal yang sama.
"Jadi dampak pandemi terhadap kesehatan mental anak dan remaja nyata dan faktor yang berkontribusi pada kerentanan anak selama pandemi adalah mulai dari kehilangan anggota keluarga, isolasi karantina di rumah, tidak bisa bertemu atau berbincang dengan teman-temannya," jelasnya.