Suara.com - Covid-19 varian omicron yang ditemukan di Afrika Selatan telah jadi perhatian dunia. Setelah melakukan rapat darurat pada Jumat (26/11), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian tersebut dalam status mengkhawatirkan atau variant of concern (VOC).
Status VOC menandakan varian tersebut memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, pengobatan juga kerja vaksin yang ada.
Sebelumnya, WHO telah memasukkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta dalam status VOC tersebut.
WHO meminta seluruh negara di dunia harus melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron yang bisa memicu gelombang pandemi lebih parah.
![Ilustrasi virus corona. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/09/14/56506-ilustrasi-virus-corona.jpg)
"Setiap orang perlu diingatkan untuk melakukan tindak pencegahan mengurangi risiko tertular Covid-19. Seperti penggunaan masker yang tepat, menjaga kebersihan tangan, jaga jarak, meningkatkan ventilasi dalam ruangan, dan mendapatkan vaksinasi," kata WHO melalui situs resminya.
WHO juga mengumumkan bahwa dari sejumlah bukti hasil penelitian awal ditemukan adanya peningkatan risiko penularan dan perubahan yang membahayakan dalam epidemiologi Covid-19.
Suara.com mengumpulkan sejumlah fakta virus corona varian Omicron dari berbagai sumber berikut ini:
1. Ditemukan sejak awal November
Omicron pertama kali dideteksi pada 23 November di Botswana, Afrika Selatan, dari hasil pemeriksaan spesimen yang diambil pada 9 November. Kemudian, pada 24 November, para ilmuan di Afrika Selatan mengumumkannya secara global.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Temukan 2 Kasus Omicron, Inggris Buat Langkah Pencegahan Baru
Sebelum diberi nama omicron, varian tersebut diberi kode B.1.1.529 dan diketahui memiliki jumlah mutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta dari India dan varian Beta yang juga ditemukan di Afrika Selatan pada tahun lalu.