Varian Baru Covid-19 Omicron Mengancam, WHO Minta Negara Dunia Lakukan 4 Hal Ini

Sabtu, 27 November 2021 | 15:06 WIB
Varian Baru Covid-19 Omicron Mengancam, WHO Minta Negara Dunia Lakukan 4 Hal Ini
Varian baru virus Corona [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO resmi memasukan varian baru virus corona B11529 sebagai varian of concern (VoC) dan dinamai varian Omicron.

Hal ini membuat WHO meminta negara-negara dunia harus melakukan sejumlah langkah, mengantisipasi penyebaran varian Omicron dan memicu gelombang pandemi lebih parah.

Apalagi kategori VoC untuk varian Omicorn, jadi tanda bahwa varian ini harus diwaspadai dan diperhatikan secara khusus oleh seluruh warga dunia.

Berikut ini panduan WHO untuk negara menghadapi varian Omicron yang sudah mulai menyebar di Afrika Selatan, mengutip situs resmi WHO, Sabtu (27/11/2021).

Baca Juga: Update Covid-19 di Batam: Muncul 1 Kasus Baru di Kampung Seraya

  1. Meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan varian virus SARS CoV 2 yang beredar, dengan melakukan whole genom sequencing.
  2. Mengirimkan hasil urutan genom lengkap dan metadata tersebut ke database untuk umum, seperti halnya GISAID.
  3. Melaporkan kasus atau klaster Covid-19 awal terkait infeksi varian yang masuk kategori VOC melalui mekanisme IHR.
  4. Jika memiliki kemampuan dan bisa berkoordinasi dengan komunitas nasional, maka segera lakukan investigasi lapangan dengan laboratorium, untuk mengetahui potensi dan dampak varian VOC pda epidemiologi Covid-19 di masing-masing negara.

Investigasi itu meliputi tingkat keparahan, efektivitas tindakan kesehatan masyarakat dan sosial, cara mendiagnosis, antobodi netralisasi dan lain sebagainya dampak dari varian VOC.

"Setiap orang perlu diingatkan untuk melakukan tindak pencegahan mengurangi risiko tertular Covid-19, seperti penggunaan masker yang tepat, kebersiha tangan, jaga jarak, dan meningkatkan ventilasi dalam ruangan, dan mendapatkan vaksinasi," ungkap WHO.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI