Tubuh Mudah Memiliki Bekas Luka? Ada Kemungkinan Anda Mengalami 5 Kondisi Ini

Jum'at, 26 November 2021 | 17:20 WIB
Tubuh Mudah Memiliki Bekas Luka? Ada Kemungkinan Anda Mengalami 5 Kondisi Ini
Ilustrasi bekas luka (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada beberapa orang yang mudah membantuk bekas luka atau jaringan parut, ada juga yang tidak. Sejumlah penelitian menunjukkan mudahnya memiliki bekas luka berarti menunjukkan kondisi tertentu.

"Bekas luka lebih mudah berkaitan dengan genetika Anda daripada dengan kesehatan. Beberapa orang mudah terluka dan yang lainnya tidak," jelas dokter kulit Suzanne Friedler, MD.

Selain itu, ada beberapa bagian di tubuh yang lebih mudah menimbulkan bekas luka dibanding bagian lainnya.

Berdasarkan Romper, berikut alasan kulit beberapa orang mudah timbul bekas luka:

Baca Juga: Sekujur Tubuh Luka Akibat Diamuk Anggota Pemuda Pancasila, Kondisi Terkini AKBP Karosekali

1. Memiliki genetik tertentu

Genetik sangat berpengaruh dalam mudahnya seseorang mendapat bekas luka.

"Ada bukti kuat komponen genetik tertentu yang membuat bekas luka menonjol, seperti keloid dan bekas luka hipertrofik," ujar dokter kulit Rachel Maiman, MD, FAAD.

Kecenderungan mudahnya muncul jaringan parut juga memengaruhi anak kembar dengan cara yang sama. Apabila salah satu anak lututnya tergores saat masih kecil, kemungkinan yang lainnya juga memiliki bekas luka yang sama.

Ilustrasi bekas luka jahitan operasi caesar. (Shutterstock)
Ilustrasi bekas luka (Shutterstock)

2. Mengalami peradangan kronis

Baca Juga: Luka-luka Digebuki Ormas Pemuda Pancasila di DPR, AKBP Dermawan Dilarikan ke RS Polri

Dalam makalah tahun 2017 yang terbit di International Journal of Molecular Sciences, peneliti berpendapat bahwa dua jenisbekas kulit, yakni keloid dan bekas luka hipertrofik, dapat disebabkan oleh peradangan kronis di lapisan bawah sel kulit.

Bekas luka keloid dan hipertrofik yang muncul di atas permukaan kulit sering kali lebih terlihat daripada jenis bekas luka lainnya.

“Ada banyak data yang menunjukkan bahwa kekuatan respons inflamasi di awal proses penyembuhan berkorelasi langsung dengan jumlah jaringan parut yang pada akhirnya akan terbentuk,” kata Maiman.

3. Kekurangan vitamin E

Salah satu kekurangan vitamin E adalah peningkatan jaringan parut. Tetapi, kekurangan vitamin ini sebenarnya sangat jarang terjadi.

Maiman mengatakan kekurangan vitamin E biasanya terjadi pada orang dengan kondisi bawaan atau yang memiliki masalah dalam kemampuannya menyerap vitamin, seperti cystic fibrosis, sindrom usus pendek, atau obstruksi saluran empedu.

4. Tidak cukup nutrisi

Pola makan bisa memainkan peran penting dalam penyembuhkan luka.

"Status nutrisi yang buruk dapat mencegah pembentukan bekas luka yang optimal dan memperpanjang tahap penyembuhan luka," jelas Maiman.

Makan makanan yang tidak seimbang dapat membuat Anda kekurangan sel darah yang dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan.

5. Kekurangan vitamin C

Tubuh yang sulit penyembuhkan luka dan memiliki masalah jaringan parut bisa disebabkan oleh kurangnya vitamin C.

"Vitamin C penting dalam penyembuhan luka. Karena alasan inilah orang dengan penyakit kudis, kondisi paling menonjol terkait kekurangan vitamin C, memiliki kecenderungan untuk lebih mudah terluka dan meninggalkan bekas luka yang buruk," ungkap Maiman.

Selain itu, makalah tahun 2013 yang terbit di British Journal of Community Nursing mencatat bahwa kekurangan vitamin C dapat mengubah cara kolagen diproduksi dan cara bekas luka berkembang.

"Riset menunjukkan vitamin C juga dapat meningkatkan penyembuhan luka dengan merangsang fibroblas ke daerah yang terluka," tandas Maiman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI