Suara.com - Kasus Covid-19 di dunia bertambah 548.588 dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 6.520 orang juga dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona dalam waktu yang sama.
Akumulai kasus Covid-19 di dunia kini telah mencapai 260,24 juta dengan angka kematian lebih dari 5,19 juta jiwa.
Lonjakan kasus baru masih terjadi di Eropa, dengan Jerman menjadu negara yang kembali catat rekor baru harian. Negara tersebut melaporkan 76.132 kasus positif Covid-19, lebih banyak dari rekor harian kemarin yang tercatat 73 ribu lebih.
Jerman mendominasi kasus positif Covid-19 harian bersama Perancis, Rusia, dan Inggris yang melaporkan lebih dari 33 ribu kasus.
Baca Juga: Info Vaksin Surabaya Jumat 26 November 2021, Puskesmas Wonokromo Pakai Vaksin AstraZeneca
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan lonjakan kasus di Eropa akibat penyebaran virus corona varian Delta, vaksinasi yang rendah dan tidak merata di sejumlah negara, juga longgarnya penerapan protokol kesehatan.
Varian Delta masih menjadi mutasi virus corona yang paling dikhawatirkan seluruh dunia saat ini karena telah terkonfirmasi lebih cepat menular.
Di tengah situasi tersebut, varian baru kemungkinan kembali muncul yang berasal dari mutasi virus corona di Afrika Selatan.
Para ilmuwan di Afrika Selatan mengatakan, mereka telah mendeteksi varian baru Covid-19 dengan sejumlah besar mutasi. Dikhawatirkan varian tersebut bisa lebih cepat menular dibandingkan Delta dan kebal terhadap vaksin yang ada saat ini.
Ilmuwan memperkirakan, mutasi itu muncul akibat terjadi lonjakan infeksi di negara tersebut. Kasus positif Covid-19 di Afrika Selatan dilaporkan telah meningkat sepuluh kali lipat sejak awal November.
Baca Juga: Info Vaksin Tangerang Jumat 26 November 2021, Tersedia Vaksin Moderna di Tangcity Mall
"Kami telah mendeteksi varian baru yang menjadi perhatian di Afrika Selatan," kata ahli virologi Tulio de Oliveira dikutip dari Channel News Asia.
"Varian, yang masuk dengan nomor garis keturunan ilmiah B.1.1.529, "memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi," tambahnya.
Ia mengungkapkan, WHO mungkin akan memberikan nama Yunani, seperti varian virus corona lain, pada varian tersebut hari ini.
Varian B.1.1.529 itu juga telah terdeteksi di Botswana dan Hong Kong di antara para pelancong dari Afrika Selatan.
WHO menyatakan masih memantau dengan cermat varian yang dilaporkan. Pertemuan teknis baru akan dilakukan untuk menentukan apakah perlu ditetapkan sebagai variant of interest atau variant of concern.
“Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang memerlukan dan akan menjalani studi lebih lanjut,” tambah WHO.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan varian tersebut menjadi keprihatinan serius dan menjadi ancaman besar di tengah lonjakan kasus yang tengah terjadi saat ini.
Jumlah infeksi harian Afrika Selatan mencapai 1.200 pada Rabu (24/11), naik dari 106 pada awal bulan.
Sebelum deteksi varian baru, pihak berwenang telah memperkirakan gelombang keempat akan melanda Afrika Selatan mulai sekitar pertengahan Desember, bersamaan dengan perjalanan menjelang libur akhir tahun.
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) yang dikelola pemerintah Afrika Selatan mencatat telah ada 22 kasus positif varian B.1.1.529 setelah pengurutan genom.
NICD mengatakan jumlah kasus yang terdeteksi dan persentase yang dites positif meningkat dengan cepat di tiga provinsi, termasuk Gauteng, pusat ekonomi Johannesburg dan ibu kota Pretoria.
Sebuah wabah cluster baru-baru ini diidentifikasi, terkonsentrasi di sebuah lembaga pendidikan tinggi di Pretoria, NICD menambahkan.
Tahun lalu, Afrika Selatan juga mendeteksi virus varian Beta, meski sampai sekarang angka infeksinya lebih sedikit dari varian Delta yang terdeteksi di India.
Afrika Selatan menjadi negarabdengan junlah kasus Covid-19 terbanyak di benua Afrika dengan sekitar 2,95 juta kasus, di mana 89.657 di antaranya meninggal dunia.