TALKINC Bantu Generasi Muda Gali Potensi Diri dan Bangun Imajinasi Tanpa Batas

Jum'at, 26 November 2021 | 08:28 WIB
TALKINC Bantu Generasi Muda Gali Potensi Diri dan Bangun Imajinasi Tanpa Batas
virtual press conference "Unlocking Limitless Imagination" (dok. Talk Inc)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional, TALKINC menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk "Unlocking Limitless Imagination" sejak tanggal 17 September hingga 27 November 2021.

Kegiatan ini bertujuan membantu generasi muda mengembangkan potensi dalam dirinya menunju stabilitas mental untuk menghadapi segala perubahan dan tantangan hidup pasca pandemi.

Kesehatan mental menjadi salah satu isu yang perlu diperhatikan agar generasi muda tetap produktif dan kreatif. Apalagi, dampak pandemi virus corona Covid-19 berkepanjangan menjadi tantangan permasalahan kesehatan mental semakin berat diselesaikan.

Menurut UNICEF dalam laporan The State of The World's Children 2021, 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun sering merasa depresi yang menyebabkan rendahnya minat berkegiatan.

Baca Juga: Virus Corona Ngamuk di Jerman, Total Kasus Kematian Covid-19 Tembus 100 Ribu

Sedangkan 29 persen anak muda di Indonesia sering merasa tertekan atau hanya memiliki sedikit minat untuk berkegiatan. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indoensia (PDSKJI) menyatakan sebanyak 68 persen dari 1.522 responden mengaku mengalami gangguan kecemasan.

Tanda gangguan kecemasan (dok. Talk Inc)
Tanda-tanda gangguan kecemasan (dok. Talk Inc)

"Generasi muda yang didominasi oleh milenial dan generasi Z ini penuh kreatifitas dan ide. Mereka punya tantangan tersendiri, yakni adanya krisis dari dalam diri sehingga menimbulkan rasa kecemasan," kata Erwin Parengkuan, Founder dan CEO dari TALKINC dalam virtual press conference "Unlocking Limitless Imagination" pada Kamis (25/11/2021).

Apalagi, pandemi virus corona Covid-19 ini cukup berdampak pada kehidupan generasi muda sehari-hari. Sementara, gangguan kecemasan ini bisa diukur dari beberapa faktor, meliputi rasa kebingungan, banyak pertanyaan, keraguan, merasa posisinya tidak aman dan senang membandingkan kehidupan.

Gangguan kecemasan ini pun akan berdampak pada kurangnya rasa percaya diri, mudah marah, stres, sulit Konsentrasi dan senang menyendiri.

"Masalah psikologi ini salah satu permasalahan yang cukup berat di masa pandemi, khususnya bagi generasi milenial dan Z. Karena, mereka sedang dalam masa tumbuh dan berkembang mengejar target-targetnya," kata Tara de Thouars, Psikolog Klinis.

Baca Juga: Varian Virus Corona Covid-19 dengan 32 Mutasi Ditemukan di 3 Negara

Tara mengatakan situasi yang tidak pasti dalam jangka waktu panjang sekarang ini justru membentuk rasa kecemasan seputar keraguan generasi muda tersebut menghadapi situasi kedepannya dan kesempatan mereka mengejar target yag telah direncanakan.

Karena itu, Tara menyarankan generasi muda yang mengalami rasa kecemasan ini untuk membentuk lingkungan sosial yang sehat dan saling mendukung.

Selain itu, generasi muda juga perlu mulai mengenali dirinya sendiri, harga dan mengubah cara berpikirnya lebih positif. Hal yang paling penting dalam mengatasi kecemasan adalah menyadari bahwa kecemasan hanya ada di dalam pikiran dan tidak merepresentasikan kenyataan.

Alih-alih memikirkan hal-hal buruk yang belum terjadi, fokuslah pada kehidupan yang sekarang ini dijalani, berdamai pada sesuatu hal yang tidak pasti, belajar menerima kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain.

"Mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang sehat dan pola hidup seimbang untuk menjaga kesehatan mental. Melalui mental yang sehat, diharapkan generasi muda siap menyambut Indonesia Emas 2045 dengan menghadirkan imajinasi tanpa batas," tambah Erwin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI