Ilmuwan Menemukan Sel Baru yang Berkaitan dengan Keteraturan Detak Jantung

Kamis, 25 November 2021 | 18:53 WIB
Ilmuwan Menemukan Sel Baru yang Berkaitan dengan Keteraturan Detak Jantung
Ilustrasi jantung manusia (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan menemukan jenis sel baru di jantung yang terkait dengan pengaturan detak jantung. Menurut mereka, penemuan ini dapat memajukan pemahaman tentang cacat dan penyakit kardiovaskular.

Sel baru ini merupakan jenis sel glial, sel yang mendukung sel saraf, dan dinamakan nexus glia, yang terletak di saluran keluar jantung, tempat di mana banyak cacat jantung bawaan ditemukan.

Menurut Science Alert, awal mulanya sel baru ini ditemukan pada ikan zebra, lalu baru diidentifikasi pada jantung tikus serta manusia.

Eksperimen pada ikan zebra menemukan ketika sel baru ini dikeluarkan, detak jantung menjadi meningkat. Sementara ketika penyuntingan genetik dilakukan untuk menghalangi perkembangan sel ini, detak jantung menjadi tidak teratur.

Baca Juga: Makan Sendirian Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Wanita Lanjut Usia

"Kami tidak sepenuhnya mengetahui fungsi sel-sel ini, tetapi konsep bahwa ketika kita mengeluarkannya, detak jantung menjadi meningkat. (Jadi ini) bisa dihubungkan dengan kasus penyakit tertentu," tutur ahli biologi Cody Smith dari University of Notre Dame, Indiana.

Ilustrasi Serangan Jantung/freepik/jcomp
Ilustrasi Jantung/freepik/jcomp

Menurutnya, sel glial ini bisa memainkan peran cukup penting dalam mengatur fungsi jantung.

Menemukan sel nexus glia membutuhkan banyak usaha. Sebelumnya peneliti mengira glia berbentuk bintang (astroglia) hanya dapat ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang.

Tetapi kini, berbagai jenis sel glial dengan sifat astroglia telah ditemukan di organ lainnya juga, seperti pankreas dan paru-paru. Namun, fungsinya belum dipahami dengan baik. Hal ini mengarahkan peneliti mencari sel di jantung.

Karena baru saja menemukan sel-sel ini, peneliti akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajari peran dan fungsinya.

Baca Juga: Anak Obesitas Bisa Kembangkan Penyakit Kardiovaskular, Perempuan Lebih Berisiko!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI