Suara.com - Anggapan yang menyebut dua dosis vaksin Covid-19 tak lagi relevan dalam memberikan perlindungan dari infeksi virus Corona yang terus bermutasi. Dikatakan untuk bisa melindungi diri, perlu tambahan dosis vaksin COVID-19 untuk seluruh populasi.
Apa benar demikian? Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, vaksinasi di Indonesia tetap berjalan sesuai urutan prioritas suntikan pertama dan kedua sebagai dosis lengkap bagi masyarakat sasaran.
"Vaksinasi dijalankan sesuai dengan urutan prioritas, dosis pertama, dosis kedua dan kelompok rentan, termasuk lansia dan anak-anak di bawah umur 12 tahun," kata Wiku Adisasmito dikutip dari ANTARA.
Wiku mengatakan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri serta didukung peneliti dari perguruan tinggi di Indonesia masih melakukan penelitian terhadap tingkat kekebalan komunitas berdasarkan perlindungan vaksin maupun imun tubuh alami.
Baca Juga: Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi Bikin Warga Desa Ini Berbondong-bondong ikut Vaksinasi
Penelitian tersebut ditargetkan rampung paling lambat pekan ke empat Desember 2021.
"Saat ini survei antibodi SARS-CoV-2 masih terus bergulir dijalankan di 34 provinsi di Indonesia yang mencakup sekitar 1.000 desa dan wilayah aglomerasi," katanya.
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar kekebalan komunitas yang telah terbentuk di Indonesia karena pengaruh infeksi alamiah dan vaksinasi, kata Wiku menambahkan.
"Hasil tersebut dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan yang berbasis data," katanya.
Epidemiolog Dicky Budiman dalam diskusi daring, Senin (22/11) mengemukakan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap dengan dua kali suntikan sudah tidak relevan sebab sistem imunitas yang menurun dalam kurun waktu enam bulan setelah disuntikkan dua dosis vaksin.
Baca Juga: Pemkot Makassar Gelar Vaksinasi On The Road, Antisipasi Kasus Covid-19 Jelang Tahun Baru
"Bicara konteks sekarang dengan varian baru, menurunnya imunitas, yang disebut vaksinasi penduduk itu bukan dua kali suntik, harus tiga kali suntik. Jadi definisi vaksinasi penuh itu bukan dua kali suntik, itu sudah tidak relevan dengan riset saat ini," katanya.