Suara.com - Lebih dari 100.000 orang telah meninggal karena Covid-19 di Jerman sejak awal pandemi. Data tersebut diungkapkan oleh sebuah badan kesehatan masyarakat.
Seperti diketahui, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu kini tengah berjuang melawan lonjakan baru dalam kasus virus corona. Dilansir dari France24, pemerintah mencatat 351 kematian dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total kematian menjadi 100.119, menurut angka dari Robert Koch Institute.
Ketika infeksi mencapai rekor tertinggi dan unit perawatan intensif terisi, krisis kesehatan menjadi tantangan langsung bagi pemerintah koalisi baru yang akan mengambil alih kabinet Angela Merkel.
Beberapa rumah sakit sudah menghadapi "kelebihan beban akut" yang mengharuskan pemindahan pasien Covid ke luar negeri, kata Gernot Marx, kepala Asosiasi Interdisipliner Jerman untuk Perawatan Intensif dan Pengobatan Darurat.
Baca Juga: Survei MMB: 2 dari 5 Karyawan Indonesia Stres Karena Kerjaan
Jerman pekan lalu mengumumkan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat. Pemerintah mengharuskan orang untuk membuktikan bahwa mereka divaksinasi, atau baru-baru ini dites negatif untuk virus sebelum mereka dapat bepergian dengan transportasi umum atau pergi ke tempat kerja.
Beberapa daerah yang paling parah terkena dampak telah melangkah lebih jauh dan memerintahkan penutupan baru.
Lonjakan telah memicu perdebatan sengit di Jerman tentang apakah akan mengikuti contoh Austria dan membuat vaksinasi wajib bagi semua warga negara.
Kanselir baru Olaf Scholz telah menyuarakan dukungan untuk jabs wajib dan mengatakan pemerintah barunya akan menginvestasikan satu miliar euro dalam bonus untuk petugas kesehatan di garis depan pandemi.
Gelombang virus keempat Jerman sebagian disebabkan oleh tingkat vaksinasi yang relatif rendah sekitar 69 persen, dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya seperti Prancis, yang mencapai 75 persen.
Baca Juga: PGRI Pariaman Harap Belajar Tatap Muka 100 Persen Dilaksanakan 2022