Suara.com - National Kidney Foundation (NKF) mencatat sekitar 90% orang yang mengalami penyakit ginjal tidak menyadari bahwa mereka menederitanya.
"Kebanyakan orang dengan penyakit ginjal tidak menunjukkan gejala sampai tahap akhir," jelas kepala klinis nefrologi David Goldfarb, MD, di NYU Langone Health, New York.
Inilah sebabnya sangat penting bagi orang dengan faktor risiko penyakit ginjal, seperti yang berusia di atas 60 tahun atau memiliki kondisi medis kronis, harus rutin periksa.
Tetapi ada gejala halus yang dapat muncul, baik pada tahap awal maupun tahap selanjutnya.
Baca Juga: Awas, Kebanyakan Minum Suplemen Vitamin C Bisa Picu Toksisitas dan Batu Ginjal!
Berikut beberapa gejala awal penyakit ginjal yang jarang diperhatikan, melansir Health:
- Buang air kecil di malam hari
Spesialis ginjal Staci Leisman, MD, dari Rumah Sakit Mount Sinai New York, mengatakan kelebihan cairan dalam tubuh akan menumpuk di pergelangan kaki dan betis di siang hari akibat berdiri dan duduk sepanjang hari.
Tetapi begitu Anda tidur di malam hari, cairan ekstra itu langsung menuju ke ginjal. Jika ginjal rusak, maka tidak dapat menyaring cairan itu. Hasilnya, Anda akan sering buang air kecil di malam hari.
Apabila Anda buang air kecil lebih dari sekali di tengah malam, maka ada baiknya mengunjungi dokter.
Baca Juga: Batu Ginjal: Bagaimana Terbentuk dan Apa Saja Gejalanya?
Ketika ginjal rusak, maka tidak dapat menyaring garam, dan ini dapat menyebabkan edema, atau pembengkakan di pergelangan kaki, kaki dan tungkai.
"Anda mungkin juga mengalami bengkak di sekitar mata, terutama di pagi hari, yang tidak hilang dengan perawatan biasa (seperti kompres dingin atau kantong teh)," ujar epala nefrologi Robert Greenwell, MD, di Mercy Medical Center, Baltimore.
Menurut Greenwell, ginjal dapat membocorkan protein ke dalam urine, membuat suplai ke darah lebih sedikit.
"Kurangnya protein dapat menyebabkan pembuluh darah bengkak, yang seringkali paling terlihat di sekitar mata," sambungnya.
- Kelelahan
Salah satu tanda awal penyakit ginjal sebenarnya adalah anemia.
Ginjal yang sehat membuat hormon erythropoietin (EPO) yang mengirimkan sinyal ke sumsum tulang untuk membuat lebih banyak sel darah merah. Tetapi jika tidak bekerja sebagaimana mestinya, ginjal tidak akan menghasilkan cukup EPO, sehingga tubuh menghasilkan sedikit sel darah merah.
"Jika Anda memiliki gejala anemia seperti pusing, sulit berkonsentrasi, kulit pucat luar biasa, atau nyeri dada, temui dokter Anda," saran Leisman.
Dokter dapat menjalankan tes darah untuk memeriksa kadar hemoglobin untuk mengetahui sel darah merah Anda.
Jika didiagnosis menderita anemia, Leisman menganjurkan untuk lanjut melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, seperti laju filtrasi glomerulus (GFR).
- Urine berdarah atau berbusa
Adanya darah di urine bisa menandakan beberapa kondisi, termasuk infeksi saluran kemih (ISK) atau batu ginjal. Kondisi ini juga bisa mengindikasikan penyakit ginjal.
"Ketika ginjal sehat, filternya berfungsi mencegah darah memasuki urine Anda. Tapi ketika rusak, darah dapat bocor ke urine," jelas Greenwell.
Tidak selalu banyak, jumlah darah juga bisa sedikit sehingga hanya bisa diambil melalui urinalisis rutin.
Sementara itu, busa pada urine biasanya menunjukkan kadar protein albumin yang tinggi. Artinya, ginjal tidak menyaring protein ini.
"Ketika ginjal rusak, salah satu hal pertama yang sulit ginjal saring adalah protein," tandas Leisman.