Suara.com - Seluruh organ tubuh manusia terisi dengan darah. Bahkan delapan persen dari total berat badan manusia juga merupakan darah.
Salah satu fungsi darah yang paling penting yakni mengangkut bahan atau zat makanan, oksigen, sisa-sisa metabolisme, dan hormon di dalam badan manusia.
Selain itu, darah juga menjadi penjaga kadar asam-basa cairan tubuh dan pengontrol suhu badan.
Meski wujudnya hanya berupa cairan merah, komposisi yang terkandung di dalamnya sebenarnya sangat kompleks. Dikutip dari Ruang Guru, darah terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Baca Juga: Viral, Suami Ketahuan Selingkuh Sama Istri Sah, Nama Lengkap Pelakor Disebar
Plasma darah merupakan komponen penyusun darah yang paling banyak, jumlahnya mencapai 55 persen bagian darah.
Plasma darah terdiri dari protein-protein darah seperti immunoglobin, albumin, protein, nutrisi, hormon, gas terlarut, juga zat hasil ekskresi. Meski banyak zat penyusunnya, tetapi 90 persen dari plasma darah sebenarnya air.
Sementara komponen sel darah terbagi lagi menjadi 3 penyusun yaitu sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Ketiga penyusun tersebut mempunyai fungsi dan perannya masing-masing seperti di bawah ini:
1. Sel Darah Merah
Sel darah merah atau eritrosit bertugas membawa hemoglobin yang telah terikat oksigen dari paru-paru menuju jaringan lain.
Selain itu, sel darah merah yang telah mengangkut oksigen harus mengangkut hemoglobin yang telah terikat karbondioksida kembali ke paru-paru untuk melanjutkan siklus pernapasan manusia.
Baca Juga: Kurang Tidur Bisa Picu Diabetes Tipe 2, Ini Sebabnya!
Jika seseorang kekurangan sel darah merah, maka akan mengalami anemia. Penderita anemia biasanya akan lebih cepat lelah daripada orang kebanyakan. Hal itu terjadi karena kurangnya suplai oksigen untuk tubuh karena kurangnya sel darah merah sebagai pengangkut.
2. Sel Darah Putih
Sel darah putih atau leukosit berfungsi dalam menjaga kekebalan dan pertahanan tubuh. Leukosit bertugas untuk menetralkan bakteri dan kuman yang masuk melalui aliran darah atau dari luka yang terbuka.
Hal itu terjadi karena sifat amoeboid yang dimiliki leukosit, sehingga membuatnya dapat bergerak bebas. Juga sifat fagositosis atau memangsa bakteri dan sel-sel yang telah mati.
Saat tubuh terkena penyakit, sel darah putih akan diproduksi secara lebih cepat dan banyak untuk mencegah penyakit tidak tambah parah. Tetapi apabila tubuh kelebihan leukosit, akan terjadi leukositosis.
Sebaliknya, saat terkena penyakit seperti typhus yang membunuh sel darah putih, bisa terjadi leukopenia tau kekurangan sel darah putih.
3. Keping Darah
Keping darah atau yang biasa dikenal dengan nama trombosit adalah komponen terakhir dalam sel-sel darah. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah.
Fungsinya menggumpalkan darah untuk mengurangi pendarahan saat terjadi luka pada manusia.