Suara.com - Kasus Covid-19 di Amerika Serikat melonjak drastis. Namun mereka tidak akan melakukan lockdown. Lalu apa alasan di balik semua itu?
Sementara itu, banyak orang kerap tidak menyadari konsistensi dari buang air besar (BAB). Padahal, hal tersebut bisa menjadi tanda seorang mengalami kanker usus. Dua kabar tersebut merupakan berita terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut berita terpopuler lainnya.
1. Meski Kasus COVID-19 Melonjak Naik, Amerika Serikat Janji Tidak Akan Melakukan Lockdown
Pemerintah Amerika Serikat menanggapi adanya lonjakan kasus COVID-19, yang disebabkan oleh turunan virus Corona varian Delta.
Baca Juga: Dua Daerah Sudah Zona Hijau, Hari Ini Penambahan 7 Kasus di Kaltim
Dalam pernyataannya, Gedung Putih mengatakan meski kasus Covid-19 melonjak naik, Amerika Serikat tidak perlu memberlakukan penguncian atau menutup ekonominya untuk mengekang penyebaran COVID-19.
2. Cek Sekarang, BAB Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Kanker Usus
Buang air besar (BAB) bisa menjadi indikator gejala suatu penyakit berbahaya. Salah satu gejala penyakit kanker usus. Oleh sebab itu penting untuk memperhatikan bentuk serta konsistensi BAB.
Setiap perubahan "terus-menerus dan tidak dapat dijelaskan" dalam kebiasaan buang air besar, termasuk tinja bertekstur longgar, harus dicatat.
Baca Juga: Pembatasan Mobilitas Saat Nataru, Polda Metro Jaya: Cegah Gelombang Ketiga COVID-19
3. Update Covid-19 Global: Lebih dari Setengah Kasus Baru Ada di Eropa
Update Covid-19 global hari ini menunjukkan jumlah orang di dunia yang terinfeksi Covid-19 masih terus bertambah. Kali ini tercatat pada situs worldometers, terdapat 436.246 orang dilaporkan positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Di waktu yang sama, angka kematian juga makin meningkat akibat tambahan 5.409 jiwa meninggal dalam sehari.
4. Dokter Temukan Gejala Aneh Virus Corona Covid-19 pada Pasien Kanker
Gejala virus corona Covid-19 yang selalu baru masih membingungkan para ilmuwan. Kini, virus corona Covid-19 juga diketahui menyebabkan gejala yang aneh pada pasien kanker.
Seorang dokter di Rumah Sakit Universitas Jenewa (HUG) menemukan beberapa pasien kanker mengalami penurunan persepsi nyeri terkait kondisinya yang signifikan selama fase infeksi virus corona Covid-19 akut.
5. Munculnya Virus Corona Mirip Varian Delta Berpotensi Memperburuk Pandemi Covid-19
Peneliti Harvard TH Chan School of Public Health mengatakan varian virus corona yang memiliki ciri-ciri mirip varian Delta akan memperparah pandemi dengan lebih banyak infeksi dan infeksi terobosan atau reinfeksi.
SARS-CoV-2 varian Delta memiliki ciri-ciri penularan yang lebih baik dan mampu menginfeksi orang yang pernah terinfeksi atau vaksinasi.