Suara.com - Alat makan berbahan melamin banyak digunakan karena awet, tidak mudah pecah, tetapi harganya terjangkau. Namun, banyak kabar tidak menyenangkan bahwa bahan satu ini tidak baik untuk kesehatan. Benarkah?
Melamin merupakan senyawa kimia dari nitrogen yang umum digunakan dalam industri. Selain peralatan makan, melamin juga digunakan dalam produk plastik hingga kertas karton.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), telah ditemukan bahwa melamin tidak berpindah dari peralatan makan berbahan melamin-formaldehida ke makanan.
Satu-satunya perpindahan terukur dalam pengujian adalah dari beberapa sampel ke dalam makanan asam dan dalam kondisi panas yang lebih dari 71 derajat Celcius.
Baca Juga: Diet Ketat, Seleb Korea Ini Akui Cuma Makan Putih Telur
Sementara dalam kondisi biasa, misalnya jus jeruk dingin selama sekitar 15 menit, perpindahannya jauh di bawah tingkat risiko.
"Ketika makanan yang sangat asam dipanaskan hingga suhu ekstrem (misalnya dari 71 derajat Celcius atau lebih tinggi), jumlah melamin yang keluar dari peralatan makan dapat meningkat," jelas FDA.
Karenanya, peralatan makan berbahan dasar melamin tidak boleh dipanaskan dalam oven atau microwave, hanya peralatan berbahan keramik atau kaca yang aman.
FDA mencatat kontaminasi melanin dapat menempatkan seseorang pada risiko kondisi seperti batu ginjal dan gagal ginjal.
Sementara tanda keracunan melamin adalah darah dalam urine, mual dan muntah, buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, tanda-tanda infeksi ginjal, hingga tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Pernah Hidup Melarat, Inul Daratista dan Keluarga Ngutang Buat Makan