Akar masalah ini dikenal sebagai misalignment sirkadian, atau mencoba tidur pada waktu yang tidak sesuai dengan jam tubuh internal, yang mengatur siklus tidur dan bangun tubuh.
3. Stres kronis
Sejumlah peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan membuat stres dapat memicu insomnia. Sebab, stres kronis akan memicu produksi hormon kortisol dan adrenalin ke dalam aliran darah.
Ketika stres tidak mereda, maka hormon tersebut akan terus mengalir di malam hari. Akibatnya, Anda akan terus waspada, menghalangi tubuh untuk rileks san tertidur.
National Alliance on Mental Illness (NAMI) AS mengatakan insomnia gejala dari banyak gangguan kejiwaan, termasuk depresi, kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan bipolar, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Peneliti berhipotesis hubungan antara insomnia dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan seperti respons stres yang meningkat, masalah dengan neurotransmiter atau pembawa pesan kimia seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin, ditambah masalah terkait dengan jam tubuh internal dan siklus tidur
5. Kondisi kesehatan lainnya
Insomnia dapat berasal dari berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur lainnya seperti sindrom kaki gelisah, narkolepsi, atau apnea tidur.
Baca Juga: 7 Tips Membuat Si Kecil Tidur Nyenyak, Orangtua Wajib Tahu!
Nyeri kronis karena kondisi kesehatan fisik, seperti radang sendi, sakit kepala, kanker, gangguan gastrointestinal, atau bahkan gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson, juga dapat menyebabkan insomnia.