Suara.com - Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga test PCR menjadi Rp275 ribu untuk pulau Jawa dan Bali dan Rp300 ribu di luar pulau Jawa-Bali sempat menuai pro dan kontra.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memang menurunkan batas tarif tertinggi tes reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Salah satu alasan penurunan harga karena terjadi penurunan harga sejumlah komponen pemeriksaan PCR.
Di awal masa pandemi Covid-19 harga test PCR mencapai Rp 1 juta kemudian diturunkan menjadi Rp500 ribu beberapa waktu lalu.
Tapi, tidak sedikit juga yang mendukung aturan pemerintah untuk menurunkan harga PCR. Salah satunya start up teknologi kesehatan SehatQ. Head of Partnership SehatQ, Arie Senta menyatakan pihaknya mendukung penuh keputusan pemerintah menurunkan harga PCR yang semakin terjangkau oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Ketua IDI: Pandemi Covid-19 Selesai Jika Tak Ada Lonjakan Kasus Pada Desember
“Kami percaya pemerintah telah mempertimbangkan berbagai hal sebelum memutuskan untuk melakukan penurunan harga. Karena itu kami menyambut baik rencana pemerintah untuk menurunkan harga test PCR demi mendukung percepatan penanggulangan pandemi Covid-19, terutama dalam hal memperbanyak jumlah test PCR untuk memperkuat mekanisme tracing and testing sesuai prosedur yang dikeluarkan oleh WHO,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arie menjelaskan saat ini harga test PCR di SehatQ sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah yakni berkisar antara Rp 465 ribu hingga Rp.495 ribu. Tentu saja hal ini juga sudah mempertimbangkan margin keuntungan yang sewajarnya.
“Dengan adanya penetapan harga baru oleh pemerintah, kami juga akan menyesuaikan harga dengan memperhitungkan margin yang wajar sehingga tetap dapat tetap melanjutkan dukungan kepada pemerintah dan masyarakat melalui penyelenggaraan test PCR ini,” ungkap Arie.
Penurunan harga test PCR oleh pemerintah ini pastinya akan berdampak pula pada penurunan harga test antigen. Saat ini, harga layanan swab test antigen di SehatQ berkisar Rp60 ribu hingga Rp99 ribu. Arie mengatakan bahwa pihaknya melakukan penyesuaian harga sesuai dengan anjuran pemerintah.
Arie menjamin bahwa pihaknya tidak akan mengambil keuntungan di dalam situasi pandemi terutama soal penetapan harga test PCR dan tes antigen. Ini karena lanjut Arie, pihaknya mengedepankan kemanusiaan.
Baca Juga: Agar Level PPKM Turun, Pemkot Medan Genjot Vaksinasi Lansia
“Kami sadar bahwa kami adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang sedang sama-sama berjuang untuk keluar dari tekanan pandemi ini. Untuk itu kami akan selalu mendukung kebijakan pemerintah,” imbuhnya.
Di sisi lain, angka penyebaran Covid-19 secara umum telah berkurang dibandingkan beberapa waktu lalu. Tentu saja hal ini juga berpengaruh terhadap penurunan jumlah masyarakat yang melakukan test PCR dan antigen.
Arie mengakui adanya penurunan angka penjualan kedua test tersebut yang signifikan seiring dengan semakin turunnya angka penyebaran Covid-19 di Indonesia.
“Memang ada penurunan drastis untuk test PCR dan antigen hingga 80-90 persen setiap minggu dibanding dengan periode bulan Juli. Namun, kami tetap bersyukur karena ini menandakan keberhasilan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penyebaran Covid-19,” ungkapnya.